BERITA CIAMIS, PASUNDANNEWS.COM – Seorang santri asal Kabupaten Ciamis, Jawa Barat mencatatkan namanya sebagai pebalap tercepat di ajang Sprint Rally Yogyakarta pada 19-20 Februari 2022.
Santri pebalap yang membawa harus nama Ciamis ini bernama H Jajang Jamaludin putra dari Ketua MUI Kabupaten Ciamis KH Aep Saeful Uyun.
Jajang kini juga menjabat sebagai Kasi Pendididikan Madrasah Kantor Kementrian Agama Kabupaten Ciamis.
Ajang yang berlangsung di Sirkuit Tambakrejo Baru Yogyakarta tersebut diikuti sebanyak 56 sprinter.
Jajang berhasil mencatatkan namanya sebagai pebalap tercepat dengan catatan waktu 16,22 menit dari seluruh putaran SS1-SS4. Dia dibuntuti Janto Datsun dengan torehan waktu 17,05 menit.
Pada putaran SS3 mobil Bathro yang Jajang tunggangi sempat mengalami trouble, kap mesin mendadak terbuka. Waktu terjeda untuk menutup kap mobil yang terbuka.
Meski terjadi trouble, namun catatan waktunya tidak mampu terkejar oleh Janto Datsun yang menududuki posisi kedua.
Dari sisi teknis, klasifikasi mobil tunggangan Jajang sangat standar dibaqah rifal. Bahkan ada rifal yang menunggani BMW 2300 cc.
Jajang mengatakan, Sprint Rally berbeda dengan drug. Yang menjadi oenentu utama bukan pada mobil melainkan pengemudi atau jokinya.
Ajang Sprint Rally Sarana Perluas Silaturahmi
Ia mengaku mengikuti ajang Sprint Rally ini sebatas menyalurkan hoby dan memperluas silaturahmi. Bahkan tidak terpikir sama sekali menargetkan juara.
“Ya untuk have fun saja, tanpa beban. Begitu duduk di jok depan kemudi ya sudah gaspoll saja, bahkan sama sekali tidak terfikir untuk menargetkan juara,” kata Jajang.
Jajang menerangkan, nama tim Bathro sendiri diambil dari nama kuda Rasulullah. Hal ini tidak tetlepas dari latarbelakang Jajang yang lahir dari keluarga santri pesantren.
Kakak jajang KH.Aminudin juga memiliki hoby yang sama dunia balapan mobil. Saat ini KH Aminudin sebagai pengasuh di Pontren Sholalatul Huda Tasikmalaya.
“Kebetulan saya dengan Kang Amin memiliki hoby yang sama di balapan mobil. Jadi klop dari podium dakwah, sampe ke arena balapan,” katanya.
Jajang dan sang kakak Aminudin mengikuti event Rally benar-benar karena hoby dan menjadikan ajang itu sebagai sarana untuk memperluas silaturahmi dan ajang syiar dakwah.
“Bahkan kami seringkali gelar sajadah dan sholat di paddock. Banyak yang lihat, karena mungkin buat yang lain di dunia balap pemandangan itu jarang ditemukan,” kata dia.
Dalam skill mengemudi, Jajang dan sang kakak tidak memiliki coach, atau pelatih khusus.
Skill mengemudi dalam arena balap kata Jajnag murni otodidak dan hasil sharing bersama pebalap-pebalap senior.
“Banyak yang nanya pada kami latihannnya dimana?, ya saya jawab latihannya dari rumah ke kantor,” katanya berkelakar.
Kendati sudah menjuarai dua kali event balapan, Jajang mengaku bahwa dirinya tidak telalu fokus dalam dunia balap.
Karena hal itu sebatas wadah penyalur hoby dan menempatkannya pada waktu bebas tugas dari pekerjaan utama. Jadi tidak mengganggu prioritas pekerjaan.
“Dan Batrho hadir ke arena balap tanpa sponsor, mulai dari keperluan sampai kelengkapan balap dari kita sendiri,” ucapnya.