Pasundannews.com – Allah menciptakan Nabi adam dari tanah yang dalam bahasa Arab bernama ardlun. Kata Ardlun menurut Gus Miftah memiliki kesamaan dengan kata ridha.
Menurut Gus Miftah penciptaan Nabi Adam dari tanah memiliki hikmah agar manusia belajar mengalah seperti sifat tanah.
“Di kencingi, di injak-injak, tetap tidak bisa marah. Meski Begitu, harganya akan semakin hari semakin mahal,” Ucapnya di pernikahan Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah, Sabtu (3/4).
kemudian Gus Miftah menjelaskan penciptaan perempuan dari dari tulang rusuk kiri dekat dengan jantung dan hati. Ia menjelaskan pada dasarnya wanita suka di sayangi dan di cintai.
Ia menjelaskan bahwa tujuan Allah tidak menciptakan wanita dari tulang kaki agar tidak di injak-injak. Tidak juga di ciptakan dari tulang kepala agar wanita tidak menginjak-injak lelaki.
Dengan begitu, hendaknya kata Gus Miftah, pasangan harus bisa memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing. Ia melanjutkan jangan memaksa pasangan menjadi sempurna, karena yang tidak memiliki kesalahan hanyalah malaikat.
“Ingat ia bukan malaikat. bukan setan. bukan pula hewan. Jadilah manusia yang kadang benar, kadang salah. Tujuannya agar kita saling memaafkan,” jelasnya.
Memaafkan menurut Gus Miftah memang sulit dan tidak menghapus masa lalu. Namun, dengan memaafkan menurutnya akan memperindah masa depan.
Pesan Gus Miftah kepada Suami
Gus Miftah berpesan hendaknya seorang suami senantiasa memuliakan istrinya. Karena pribadi yang mulia di lihat dari caranya memuliakan perempuan. Sebaliknya, Pribadi yang hina adalah ia yang merendahkan perempuan.
“Intinya, Jika ia Suami yang baik, ia akan mendengarkan apapun pendapat istrinya. Begitu pun juga istri, Jika ia istri yang baik, ia akan banyak dapat pendapatan dari suaminya,” jelasnya.
Pesan Gus Miftah Kepada Istri
Lelaki adalah pemimpin atau iman bagi perempuan. sedangkan perempuan adalah peleangkap bagi seorang lelaki. Karena sejatinya Allah menciptakan Hawa sebagai pelengkap Nabi Adam.
Kata ‘istri’ menurut Gus Miftah yakni istana tempat ridha ilahi. Sedangkan kata ‘suami’ yakni surga untuk anak maupun istri. Atas dasar itu ia berpesan agar tidak mencari pasangan yang sempurna. Akan tetapi senantiasa menerima pasangan dengan sempurna.
“Sederhana saja tetapi menyenangkan. Dari pada sempurna tapi menyusahkan,” ucap Gus Miftah.
Di akhir kalimatnya Gus Mifta mengucapkan guyonannya yang menuai tepuk tangan tamu undangan.
“Nikah itu senang, tapi jangan senang menikah,” Tutupnya.