PASUNDANNEWS.COM, TASIKMALAYA – Ketua Kawalu Institute Miptah Hurizqi menyatakan Pemerintah Kota Tasikmalaya kecolongan dengan adanya aktivitas pembuatan narkoba di Kampung Awilega Kelurahan Gunung Gede kecamatan Kawalu.
Menurutnya, Pemerintah dan aparat keamanan kurang memperhatikan aktivitas warganya. Pasalnya narkoba ini dibuat di tempat yang menjadi perusahaan sumpit.
“Ini kan awalnya pabrik sumpit, tapi ternyata digunakan untuk memproduksi barang haram. Tentunya Pemerintah kecolongan dengan adanya aktivitas ini,” ucap Miptah di Kawalu Kota Tasikmalaya, Rabu (27/11/2019).
Miptah menuturkan, dirinya merasa kaget dengan adanya penggerebekan yang dilakukan BNN. Selama ini tidak ada aktivitas mencurigakan, apalagi kondisi rumah tersebut sebelumnya dalam kondosi tak berpenghuni.
“Rumah itu sudah lama tidak berpenghuni bahkan terlihat kumuh. Baru sekitar satu tahun rumah tersebut diperbaiki dan dihuni untuk dijadikan pabrik sumpit,” terangnya.
Sebenarnya, lanjut Miptah, kejadian ini tidak seharusnya terjadi apalagi Kota Tasikmalaya merupakan Kota santri dan memiliki perda Tata Nilai yang mengatur kehidupan masyarakat yang religius.
“Sebenarnya kami sangat menyesalkan adanya kejadian ini, apalagi belakangan di Kota Tasikmalaya banyak terungkap praktek-praktek yang sangat bertentangan dengan ajaran islam,” ungkapnya.
Untuk menghindari kejadian serupa terulang, Miptah meminta aparat keamanan dan pemerintah melakukan evaluasi dan memberi perhatian khusus.
“Kejadian ini cukup menjadi cambuk bagi masyarakat Kawalu. Kami meminta jajaran pihak kepolisian dan Pemerintah Kota Tasikmalaya lebih ketat lagi mengawasi aktivitas warganya. kami juga mengajak masyarakat kawalu untuk selalu waspada sehingga kejadian ini tidak terulang,” ujarnya.