PASUNDANNEWS.COM, BANDUNG – Universitas Widyatama Bandung menjadi Universitas Swasta pertama yang di tunjuk Kemenristekdikti untuk melaksanakan kegiatan Pelatihan Sistem Informasi Riset dan Pengembangan kepada 486 Perguruan Tinggi (PT) di Jawa Barat-Banten.
Rektor Universitas Widyatama Prof. Dr. H. Obsatar Sinaga, M.Si. mengatakan kegiatan yang sekarang dilaksanakan merupakan angkatan pertama dengan diikuti 80 dari 486 PT yang ada di Jawa Barat-Banten.
“Kita mungkin akan ada 20 angkatan. Biasanya kegiatan ini tidak diberikan pada universitas swasta, baru kali ini diberikan pada swasta dan itu Widyatama,” ucap Prof. Obi -sapaan akrab Prof Obsatar Sinaga- pada awak media di Hotel Horison Bandung, Senin (28/10/2019)
Menurut Prof Obi, kegiatan ini bertujuan memberikan pelatihan terhadap sistem informasi yang digunakan oleh DIKTI. Sistem informasi tersebut diantaranya GARUDA, ARJUNA, SIMLITABMAS, RAMA, ANJANI, SINTA dan lainnya.
“Kenyataannya masih banyak universitas/perguruan tinggi yang belum memahami cara menggunakan, aplikasinya. Sekarang kita praktekan langsung disini,” terangnya
Prof Obi mengungkapkan bahwa penggunaan aplikasi ini hanya bagian dari cara mengintegrasikan sistem informasi secara nasional.
“Yang disasar adalah dosen. Peningkatan kinerja termasuk peningkatan jabatan fungsional semua perguruan tinggi negeri dan swasta,” jelasnya
Sementara itu, Ketua Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Prof. Dr. Uman Suherman AS., M.Pd. mengatakan, dengan perkembangan teknologi memungkinkan informasi lebih cepat dan peneliti menggunakan rujukan yang sifatnya online, sehingga penggunaan aplikasi sistem informasi menjadi sangat penting.
“Informasi yang diberikan dan diterima itu berada dalam percepatan yang sangat luar biasa. Hal yang lain supaya terjadi sebuah kolaborasi dan sharing diantara perguruan tinggi, berkaitan dengan kekuatan dan kapasitas keilmuan, terutama dalam hal penelitian itu yang harus ada,” tuturnya
Sehingga, menurut Prof Uman, sistem ini menjadi sebuah keharusan, sehingga tidak lagi dilakukan secara manual.
“Sebuah sistem harus dilakukan secara terintegrasi. Sehingga semua orang bisa melakukan akses dan share dalam waktu yang cepat. Apalagi ada 486 PT yang tersebar di Jawa Barat dan Banten,” paparnya
Salah satu contoh aplikasi yang digunakan lanjut Prof Uman adalah Aplikasi Garba Rujukan Digital (GARUDA) yang bisa membuat kita tidak dipusingkan dengan rujukan.
“Dengan adanya Garuda, sebagai garda rujukan nasional, artinya kita tidak lagi dipusingkan dengan rujukan-rujukan yang ada termasuk hasil-hasil penelitian orang lain sudah kita buka,” lanjutnya.
Bahkan, lanjut Prof Uman, selama ini publikasi itu hanya akan dihargai manakala dibuat, dimuat dalam jurnal yang sudah terakreditasi.
“Jadi akreditasi juga sekarang tidak harus istilah sunda kuncad-kincid ke Jakarta. Cukup kita ada aplikasi diisi disitu tinggal bagaimana mereka memiliki akun. Termasuk reviewer penelitian, termasuk penelitian itu sendiri. Penelitian tidak bisa melakukan manakala belum punya akun di Simlitabmas itu,” pungkasnya