Atalia Praratya. Foto/Istimewa

BERITA JABAR, PASUNDANNEWS.COM – Potensi Atalia Praratya untuk maju menjadi Wali Kota Bandung masih besar kemungkinan.

Berkenaan dengan ini, jika mengukur potensi Atalia menuju kursi Wali Kota Bandung, terdapat beberapa pandangan.

Salah satunya dari analis politik Skala Data Indonesia, Arif nurul Imam. Menurutnya, tidak memungkiri posisi Atalia kuat di Jawa Barat.

Hal itu tidak terlepas dari status Ridwan Kamil selaku eks Gubernur Jawa Barat dan terbukti dalam perolehan pileg.

“Saya kira punya potensi elektabilitas tinggi karena merupakan istri tokoh Jawa Barat. Setidaknya terbukti sukses dalam Pileg meraih suara besar. Dari situ bisa kita baca Atalia memiliki potensi dalam Pilwakot,” jelas Arif sebagaimana mengutip Tirto.id, Senin (29/4/2024).

Dongkrak Suara Golkar di Jawa Barat

Ia menerangkan, kehadiran Atalia dinilai mendongkrak perolehan suara Golkar di Jawa Barat I dan mengantongi 234.065 suara di dua daerah pemilihan, yakni Kota Bandung dan Cimahi.

Di Kota Bandung, Atalia mengantongi 193.665 suara sementara Kota Cimahi sebanyak 40.400 suara.

“Angka ini mengalahkan perolehan suara kader senior partai, termasuk Wakil Ketua Partai Golkar Nurul Arifin,” kata Arif.

Ia mengatakan, Nurul Arifin yang merupakan petahana hanya bisa meraup total suara 63.203 suara di dua daerah.

Sedangkan suara Atalia melebihi perolehan suara total Partai Gerindra yang berada di peringkat ketiga dengan angka 215.807 suara.

“Namun suara Atalia sendiri belum mampu mengalahkan PKS yang mengantongi suara total 360.248 suara,” sebutnya.

Akan tetapi, suara Atalia sendiri bisa mengalahkan kandidat terkuat di PKS, Ledia Hanifa yang hanya 131.455 suara. Ledia saja hanya mengantongi 98.833 suara di Kota Bandung.

Basis massa Atalia dinilai sudah terbukti kuat dalam pileg. Sebab itu, Arif menilai Golkar memaksakan Ridwan Kamil untuk maju di Pilgub Jabar dan Atalia jadi Walikota Bandung.

Tetapi langkah tersebut dinilai akan menimbulkan dinasti politik di Jawa Barat.

“Menurut saya, ini sebuah track record yang tidak bisa dianggap enteng. Kalau kita coba hitung di Bandung sendiri tidak ada tokoh lain yang kemudian selevel Bu Atalia. Baik itu dari sisi popularitas dan elektabilitas,” katanya.

Tantangan Menjadi Wali Kota Bandung

Arif mengatakan, peluang Atalia menang menjadi wali kota juga tidak mudah. Alasannya, Kota Bandung masih menjadi basis suara PKS.

Jumlah kursi di DPRD Kota Bandung dan perolehan suara PKS dalam hasil pileg 2024 kemarin masih cukup besar.

“Pengaruh tidak menjadi faktor determinan dalam pilkada,” ungkapnya.

Ketokohan lebih menjual sehingga Atalia masih mungkin menang.

Selain itu, Koalisi Indonesia Maju Bandung bisa saja mengusung Atalia, yakni Golkar, Gerindra, dan PAN.

Sementara, saat ini yang menjadi pertanyaan, apakah Golkar berani mengambil risiko menjagokan Atalia untuk mengalahkan PKS di Kota Bandung.

“Ini menurut saya sangat tergantung apakah Golkar mau memanfaatkan momentum ini untuk mengambil alih kepemimpinan di Kota Bandung yang selama ini dipegang oleh PKS kan gitu dari beberapa periode, dengan mencalonkan Bu Atalia,” jelasnya.

Lebih lanjut, saat ini Golkar sedang mengkaji soal isu untung-rugi.

Namun, jika kekhawatiran adalah soal nepotisme, hal itu tidak akan berpengaruh banyak.

Ia beralasan, kasus Atalia dengan Ridwan Kamil berbeda dengan kasus Gibran yang terkesan mengakali aturan.

“Menurut saya, ya kalau mau sih ya, Pak Ridwan Kamil dikirim saja ke DKI gitu jadi Gubernur DKI menurut saya, itu solusi yang lebih enak bagi Golkar,” ungkapnya.

Sementara itu, di Jawa Barat sendiri, tepatnya di level Jawa Barat atau provinsi ada beberapa tokoh Golkar yang kuat.

Sehingga masih ada kemungkinan estafet kepemimpinan dari Ridwan Kamil ke tokoh-tokoh Golkar di Jawa Barat.

(Herdi/PasundanNews.com)