BERITA CIAMIS, PASUNDANNEWS.COM – Kenaikan harga beras hingga saat ini masih ramai pemberitaan.
Merespon hal tersebut, Direktur LIN (Lingkar Intelegensia Nusantara), Hernawan turut menyoroti efek dari kenaikan harga di Kabupaten Ciamis.
Ia mengatakan, sebagaimana melansir data panel harga pangan dari Bapanas (Badan Pangan Nasional) bahwa harga beras premium sudah mencapai angka Rp 16.540 dan medium Rp 14.230 dengan kenaikan sekitar 0,73 % dan yang medium tetap.
“Dengan kenaikan harga yang cukup lumayan tinggi ini berdampak pada kesenjangan sosial terutama di bidang ekonomi,” ujarnya kepada PasundanNews.com, Kamis (21/3/2024).
Terlebih, pangan terutama pada masyarakat yang tidak bertani yang hanya mengandalkan untuk makan dengan membeli beras.
“Dengan itu saya kira perlu penangan cepat umumnya di Jawa Barat dan khususnya di Kabupaten Ciamis,” tuturnya.
Meskipun, lanjut Hernawan, dengan arahan Bupati Ciamis kepada semua camat dan kepala desa untuk memantau perlu diapresiasi.
“Di sisi lain pemerintah pun harus terukur gerakannya dalam menstabilkan harga pangan di Kabupaten Ciamis tidak hanya memantau saja,” katanya.
Konsep Gotong-royong Antisipasi Kesenjangan Sosial Ekonomi
Ia melanjutkan, peran pemerintah yang ekstra cepat harus melakukan koordinasi dengan konsep gotong royong pemangku ekonomi.
“Salah satunya pelibatan semua sektor usaha terutama perbankan,” ucapnya.
Adanya Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Ciamis, lanjut Hernawan, Nomor 8 tahun 2017 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan.
“Atau yang sering kita dengar yaitu adanya dana CSR (Corporate Sosial Responsibility) harus mampu merubah kondisi kesenjangan sosial ini,” jelasnya.
Hernawan menambahkan bahwa Perda tersebut harus menjadi jembatan untuk memberikan solusi kongkrit bagi masyarakat Ciamis.
“Masyarakat per hari ini membutuhkan subsidi pangan ketika dalam angka kenaikan pangan,” kata Hernawan.
Karena akan sangat berbahaya apabila masyarakat khususnya anak-anak tidak terpenuhi pangannya.
“Jangan sampai CSR di Ciamis ini hanya digunakan untuk sektor pembangunan fisik saja yang sudah dilakukan di 2 tahun ini,” bebernya.
Ia menegaskan, jangan sampai malah tidak ada sama sekali CSR yang berefek terhadap masyarakat umum Ciamis.
“Hari ini yang dibutuhkan ialah respon sosial cepat untuk menstabilkan harga pangan bukan respon sosial fisik,” pungkas Hernawan. (Hendri/PasundanNews.com)