Seminar Nasional HPAI (Himpunan Penggiat Adiwiyata Indonesia) di Aula Dinas PUPRP Kabupaten Ciamis. Foto/PasundanNews.com

BERITA CIAMIS, PASUNDANNEWS.COM – HPAI (Himpunan Penggiat Adiwiyata Indonesia) gencar melakukan gerakan menanam pohon dan gerakan pembibitan mandiri.

Hal tersebut dilakukan dalam rangka memperingati Hari Menanam Sejuta Pohon pada 10 Januari lalu sebagai fokus gerakan tahun 2023.

Menurut Ketua DPP (Dewan Pengurus Pusat) HPAI, Rosalia Sri Hartati, gerakan tersebut sebagai upaya dalam pengendalian perubahan iklim khususnya di sekolah.

“Sepanjang tahun 2023 HPAI melakukan penanaman pohon di 5 titik melalui DPW (Dewan Pengurus Wilayah),” katanya melalui keterangan yang PasundanNews terima, Sabtu (25/11/2023).

Selain itu, sepanjang musim kemarau, HPAI juga telah melaksanakan  berbagai kegiatan seperti workshop, sarasehan, forum, sosialisasi, jambore, membuka kelas pembinaan calon DPW, dan kegiatan lainnya.

“Menutup tahun 2023, seiring mulai jatuhnya musim penghujan di samping melaksanakan seminar nasional, HPAI kembali melakukan gerakan menanam pohon,” terangnya.

Seminar Nasional HPAI 2023

Gerakan menanam pohon tersebut dikemas dalam bentuk kegiatan seminar nasional yang dilakukan 3 sesi. Pertama Kabupaten Ciamis, kedua Cirebon dan ketiga Jakarta.

“Untuk Kabupaten Ciamis pada tanggal 25 Nobenver 2023, Cirebon 2 Desember 2023 dan Jakarta 16 Desember 2023.

Ia pun mengungkapkan terimakasihnya kepada Bupati Ciamis yang telah mendukung HPAI bersama-sama mewujudkan gerakan peduli dan berbudaya lingkungan hidup di sekolah.

Pada kegiatan seminar nasional sesi pertama ini mengusung tema ‘Pengendalian Dampak Perubahan Iklim’ bertempat di Aula Dinas PUPRP Ciamis.

Pada acara seminar nasional tersebut HPAI juga menghadirkan narasumber yang profesional dan berkompeten.

Pertama, Koko Wijarnaka dari Dir Adaptasi Perubahan Iklim KLH yang menyampaikan materi tentang pemanasan global dan perubahan iklim.

Kedua, Yanik Dwi Astuti dari PGLHK KLHK, menyampaikan materi tentang integrasi aspek PRLH dalam mendukung aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.

Selanjutnya, yang ketiga oleh Sri Yunitta dari DPP HPAI. Pada sesi ini Sri Yunitta mengajak para peserta mempraktekan dan mensimulasi materi-materi yang telah disampaikan sebelumnya.

Ketua HPAI Ciamis, Gingin Jamiul Muptadin menambahkan, gerakan peduli dan berbudaya lingkungan hidup di sekolah merupakan tanggungjawab bersama.

Menurutnya, banyak hal yang bisa sekolah lakukan dalam menghadapi cuaca yang tidak menentu saat ini.

Ia mencontohkan seperti yang MI Miftahussalam Handapherang lakukan melalui program konservasi air. Memanfaatkan sisa air wudhu untuk menyiram tanaman di sekolah.

“Jadi, siswa diarahkan untuk membawa sisa air wudhu dari rumahnya masing-masing menggunakan botol bekas dan menyiramkannya ke tanaman yang sudah diberikan siswa itu,” terangnya.

Gingin menambahkan, dampak perubahan iklim yang terjadi saat ini sebenarnya dapat dicegah jika semua pihak dapat bekerjasama untuk menanggulanginya.

“Masih banyak hal sederhana yang bisa kita lakukan sebagai upaya mengurangi dampak perubahan iklim, seperti misalnya menghemat penggunaan air dan listrik, melakukan pengelolaan sampah dengan 3R (reduce, reuse, recycle) dan lain sebagainya.” tandasnya. (Hendri/PasundanNews.com)