BERITA JAWA BARAT, PASUNDANNEWS.COM – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat menorehkan catatan positif di bidang ekonomi.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan, terdapat sejumlah pencapaian dan prestasi yang telah diraih dalam periode lima tahun terakhir ini semakin maju.
Menurutnya, Pemprov Jabar secara berkelanjutan berhasil mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang tertinggi.
Dibanding provinsi-provinsi Pulau Jawa, lainnya, Jabar mampu meraih realisasi investasi yang tertinggi se Indonesia.
“Terdapat pencapaian lain yang patut sampaikan, yaitu surplus beras sekitar 1,3 juta ton per tahun dengan menambah luas panen baru sebesar 60 ribu hektare,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Kang Emil, mengutip CNBC, Senin (26/6/2023).
Ia mengakui bahwa pencapaian tersebut tidak terlepas dari peran penting Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto.
Lantara telah berhasil menerjemahkan arahan Presiden Joko Widodo dengan baik melalui kinerja yang dilakukan.
Kang Emil mengungkapkan, hampir 80 persen ekonomi Jawa Barat adalah perputaran UMKM.
“Kita dorong terus total UMKM Jabar 1,5 juta usaha yang menggerakkan dan membawa lowongan kerja luar biasa,” terangnya.
Kang Emil juga menjelaskan bahwa ada tiga tahapan penting dalam mewujudkan masyarakat sejahtera.
Tahap pertama adalah memberikan bantuan sosial kepada mereka yang paling rentan.
Tahap kedua, menciptakan lapangan kerja dan melatih tenaga kerja yang memiliki keterampilan.
Lalu, tahap ketiga dengan mendorong kemandirian ekonomi melalui berwirausaha di sektor UMKM.
Pemprov Jabar Optimalisasi KUR
Dalam upaya mewujudkan tahapan-tahapan tersebut, pemerintah telah mengalokasikan dana sekitar Rp 9,1 triliun untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR).
“Tentunya kita juga harus meningkatkan kapasitasnya, total KUR di Jabar itu sampai awal bulan Juni Rp 9,1 triliun yang sudah berputar di masyarakat,” ucapnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, juga memberikan apresiasi terhadap penyerapan Kredit Usaha Rakyat (KUR) di wilayah Sumedang yang telah mencapai lebih dari Rp 300 miliar.
“Ada penerima KUR sejumlah Rp 70 juta itu tanpa agunan, pengusahanya Ibu-ibu yang salah satunya bergerak di bidang barang konsumsi dan frozen food. Kita minta supaya KUR didorong di wilayah Sumedang,” tutur Airlangga.
Untuk mendukung sektor usaha mikro, pemerintah pusat telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 450 triliun untuk program KUR super mikro.
Pinjaman dalam kategori ini memiliki nilai di bawah Rp 10 juta dengan bunga sebesar tiga persen.
Sedangkan pinjaman antara Rp 10-100 juta memiliki bunga sebesar enam persen, keduanya diberikan tanpa agunan.
Namun, untuk pinjaman dengan nilai antara Rp 100-500 juta, peminjam diharuskan menyertakan agunan. (Herdi/PasundanNews.com)