Ilustrasi. Foto/Istockphoto

BERITA CIAMIS, PASUNDANNEWS.COM – Sebanyak 38.258 warga Kabupaten Ciamis sepanjang tahun 2022 terkena Diabetes Melitus (DM).

Dinas Kesehatan (Diskes) Ciamis mengungkapkan data tersebut kepada PasundanNews.com, Jumat (17/2/2023).

“Sesuai data yang ada pada Dinkes Ciamis tahun 2022 yang tekena DM itu sebanyak 38.258,” kata Kabid P2P Dinkes Ciamis, Acep Joni Heryanto.

Acep menyebutkan, data tersebut mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu sebanyak 34.426 orang.

“Dari periode tahun 2021-2022 terdapat peningkatan kasus DM sebanyak 3.832,” kata Acep.

Acep menuturkan, mengenai data tersebut pihaknya peroleh pada proses skrining yang lakukan secara masif pada kesehatan masyarakat.

Selain itu juga adanya kesadaran masyarakat dalam melakukan pemeriksaan kesehatan secara mandiri. Sehingga kasus DM dapat diketahui.

Lebih lanjut Acep menerangkan, proses skrining merupakan langkah deteksi dini untuk mengetahui faktor resiko.

Ketika faktor resiko tersebut sudah diketahui, maka pihaknya langsung memberikan edukasi dan rujukan untuk mengakses fasilitas kesehatan.

“Kalau sudah terdeteksi DM, kami langsung rujuk ke faskes, agar melakukan pemeriksaan secara rutin pada faskes tersebut,” jelasnya.

Baca Juga : Rampung Dibangun, Gedung Puskesmas Ciamis Telan Anggaran Rp 6,6 Miliar

Diabetes Melitus, Kenali Gejala dan Penyebabnya

Diabetes Melitus, kata Acep, didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis.

Dengan ditandai tingginya kadar gula darah sertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin.

“Masyarakat kita sering dengar dengan sebutan penyakit gula atau kencing manis,” imbuhnya.

Terkait dengan gejala, DM seringkali muncul tanpa gejala. Tetapi, ada beberapa gejala yang harus waspadai sebagai syarat kemungkinan diabetes.

“Gejala tipikal yang sering dirasakan antara lain poliuria (sering buang air kecil), polidipsia (sering haus), dan polifagia (banyak makan/mudah lapar),” kata Acep.

Selain itu, tuturnya, sering pula muncul keluhan penglihatan kabur, koordinasi gerak anggota tubuh terganggu dan kesemutan pada tangan atau kaki.

Lalu timbulnya gatal-gatal pada anggota tubuh, dan terasa berat badan menurun tanpa sebab yang jelas.

“Penyebab yang sering ditemui adalah pola hidup yang kurang sehat. Untuk makan biasanya terlalu banyak konsumsi yang manis-manis,” ungkapnya.

Acep menambahkan, tercatat hampir di setiap PKM (pusat kesehatan masyarakat) se Kabupaten Ciamis terdapat masyarakat yang mengidap DM.

Sebaran DM paling tinggi kata Acep terdapat pada wilayah Kecamatan Cipaku. Sementara data paling rendah terdapat di Kecamatan Cisaga.

“Sesuai data yang masuk ke sistem informasi PTM yang paling rentan terkena DM itu pada usia kisaran 15 tahun-nan,” katanya.

Acep menambahkan, untuk menekan angka DM, pihaknya pun terus melakukan upaya pencegahan dengan langkah promotif dan kuratif.

Langkah promotif yakni mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menerapkan pola hidup sehat.

“Bagi yang telah menderita DM bisa lakukan langkah kuratif, yakni pendampingan agar secara rutin melakukan pemeriksaan dan pengobatan,” kata Acep. (Hendri/PasundanNews.com)

Artikulli paraprak‘Mantan Terindah’, Inovasi DPRKPLH Ciamis Manfaatkan Sampah Menjadi Gas Metan
Artikulli tjetërCara Wabup Yana Ajak Warga di Pamarican Ciamis Memahami Makna Isra Mi’raj