Ilustrasi. Foto/Istimewa

BERITA CIAMIS, PASUNDANNEWS.COM – Pakar Keamanan Siber, Alfons Tanujaya menyarankan pihak berwenang menyelidiki lebih lanjut terkait viral kabar seorang anak di Ciamis meninggal dunia akibat baterai HP meledak.

Berkenaan dengan ini, Alfons menilai penggunaan istilah meledak bagi sebuah baterai HP baik litium ion (li-ion) atau litium polimer (li-po) kurang tepat.

Pasalnya, baterai litium lebih tepat dikatakan terbakar dan tidak meledak. Seperti bahan peledak atau tabung gas karena terkesan terlalu menakutkan.

“Dalam kasus bocah Ciamis yang meninggal karena ponsel meledak ini sebaiknya diteliti lebih jauh oleh pihak berwenang apa sebenarnya penyebab kematian anak,” ujar Alfons, mengutip Pikiran Rakyat, Minggu (7/8/2022).

Alfons mengungkap salah satu kemungkinan yang perlu diperhitungkan adalah charger ponsel yang bermasalah. Charger bermasalah itu mengakibatkan korsleting.

Serta dapat melumpuhkan manusia sehingga tidak berdaya atau tetap diam meskipun dadanya terbakar.

“Apakah benar ledakan baterai dan ada serpihan yang melukai arteri atau ada sebab lain dimana harus nya ketika mengalami luka bakar harusnya anak akan bereaksi dan tidak diam saja tidak bergerak,” paparnya.

Ia menyarankan kepada pihak terkait seperti perusahaan pemilik merk HP atau PLN. Sehingga agar pihak terkait turun tangan memastikan apa penyebab korban meninggal dunia.

Masyarakat menurutnya, perlu mendapat informasi yang sangat jelas agar tidak mengalami ketakutan tapi tetap waspada.

“Memastikan apa penyebab kematian bocah ini dan memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat supaya tidak mengalami ketakutan tidak tepat tetapi tetap waspada dengan baterai dan arus listrik,” katanya.(Herdi/PasundanNews.com)

Artikulli paraprakDPD AMPI Ciamis Sukseskan Kejuaraan Voli Dakora Cup
Artikulli tjetërDBD di Ciamis Tinggi, Hasil Pendataan Selama Januari Hingga Agustus Terdapat 552 Kasus