Oleh : Silvia Pauzia
(Aktivis Perempuan Sukabumi)
PASUNDANNEWS.COM – Sering kali masyarakat ragu terhadap kepemimpinan yang di pegang oleh perempuan, terkadang suara-suara perempuan di buang tanpa di pertimbangkan. Bahkan sampai saat ini bisa kita lihat dalam legislatif pun keterlibatan perempuan belum mampu mendominasi atau bahkan menyeimbangkan keterlibatan antara laki-laki dan perempuan, padahal sistem demokrasi mempersilahkan semua masyarakat untuk memilih perwakilan terbaik mereka tanpa memandang gender, namun stigma perempuan labil dan emosional terlalu melekat di masyarakat sehingga dalam pemilihan masyarakat cenderung mempercayai laki-laki untuk memimpin.
Pada tanggal 22 hingga 25 Desember merupakan kongres pertama perempuan Indonesia tahun 1928. Berarti tahun ini 92 tahun. Saat itu perempuan-perempuan dari Sumatra dan Jawa berkumpul di Yogyakarta lalu membahas hak-hak perempuan. Zaman itu perempuan Indonesia sudah sangat maju pemikirannya, walaupun akhirnya tanggal 22 Desember saat ini disimplikasikan oleh orde lama menjadi hari ibu. Pelekatan sistem patriarkis yang terus berkembang inilah menjadikan masyarakat ragu untuk memilih perempuan sebagai pemimpin. Padahal, bukan perihal perempuan atau laki-laki yang memimpin melainkan berbicara tentang bagaimana menjadi pemimpin yang ideal yang sangat di butuhkan masyarakat tanpa memandang gender dan membatasi salah satu gender.
Kekosongan sekretaris daerah di kabupaten Sukabumi ini menjadi harapan bagi para perempuan agar kabupaten Sukabumi menjadi salah satu kabupaten yang ramah perempuan dan berhasil menjadi salah satu kabupaten yang mampu menghargai dan mempertimbangkan suara perempuan agar keresahan tentang sempitnya kesempatan perempuan kini mulai di patahkan dengan adanya Sekretaris Daerah perempuan pertama di Kabupaten Sukabumi dan sangat memberikan peluang tentang kebebasan berpikir dari seorang perempuan yang mungkin sebuah pemikiran yang tidak berhasil ditemukan sebelum nya.
Sejak reformasi di mulai kini pemikiran perempuan sudah melesat maju sangat jauh dan sangat di sayangkan apabila suara perempuan masih di batasi hanya karena gender yang dianggap inferior dan tidak mampu. Pada dasarnya pemikiran-pemikiran yang baik untuk perkembangan suatu daerah perlu di dengar karena pada dasarnya sistem demokratis ini memberikan peluang untuk siapapun menyuarakan isi pemikiran nya termasuk dia adalah seorang perempuan.
Dengan adanya sekretaris daerah perempuan pertama di Sukabumi akan menjadi salah satu pencapaian yang sangat luar biasa di era kepemimpinan Marwan Hamami sebagai salah satu penghargaan tentang pengaruh dan potensi perempuan
Selain daripada menjadikan Sekda perempuan pertama di kabupaten Sukabumi juga berbicara tentang perempuan yang mampu memimpin juga sebagai bentuk motivasi untuk perempuan lain yang mungkin mempunyai mimpi dan cita-cita yang mulia namun terbatasi oleh sistem yang membuat masyarakat skeptis.
Dengan adanya Sekretaris Daerah perempuan pertama di kabupaten Sukabumi ini menjadi salah satu bentuk bahwa kabupaten Sukabumi berhasil mematahkan sistem dogmatis yang berhasil menjarah pemikiran masyarakat. Selain daripada terpatahkan nya sistem yang dogmatis juga menjadi ajang agar perempuan-perempuan indonesia semakin maju dalam hal berpikir dan bersikap karena mereka mendapatkan peluang dan sambutan yang baik dari masyarakat.
Artikulli paraprakBasarnas Beberkan Kronologis Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air
Artikulli tjetërTolak Vaksinasi Covid-19, Bisa Dipenjara 1 Tahun