Grup musik Gamelan Ki Pamanah Rasa Ciamis tampil kolaborasi bersama grup angklung Gereja St. Yohanes Ciamis dalam acara Fokus Pastoral 2022 berlangsung di Bumi Silih Asih, Bandung, Jawa Barat. Foto/Istimewa

BERITA CIAMIS, PASUNDANNEWS.COM – Ki Pamanah Rasa Ciamis sebagai grup tabuhan gamelan didaulat menjadi ‘Home Band’ pada sesi pentas seni dan Talkshow dalam acara Keuskupan Bandung.

Di tengah rangkaian acara tersebut terdapat pemberian Penganugerahan Sosok dan Komunitas Keberagaman, pada Minggu (20/11/2022) di Gedung Bumi Silih Asih Bandung.

Mewakili grup musik gamelan Ki Pamanah Rasa Ciamis, Deni Wahyu Jayadi mengatakan pihaknya menjadi salah satu dari 23 penerima anugerah sosok keberagaman.

“Kami yang dari kampung ini berangkat H-1, diniatkan  selain untuk menemani kegiatan yang berlangsung dan menampilkan sesuatu juga untuk Jalan-jalan ‘Saba’ Kota. Bonusnya, kami menjadi salah satu dari 23 penerima anugerah sosok keberagaman tadi,” paparnya kepada PasundanNews.com, Selasa (22/11/2022).

Selain itu, dengan tampilnya Ki Pamanah Rasa pada acara Keuskupan Bandung, secara tidak langsung memberikan pesan nilai persaudaraan dari keberagaman melalui musik.

“Yang hadir dapat menangkap pesan bahwa kami sudah melewati wacana toleransi, karena sudah berkali kali berkolaborasi dalam bingkai Seni Budaya dan Persaudaraan,” ujar Deni yang juga Pegiat Sakola Motekar (Sekolah Warga Mandoro) Ciamis.

Lebih lanjut, grup angklung Gereja St. Yohanes Ciamis yang berlatar belakang berkeyakinan Katolik pun dapat satu panggung dan saling mengiringi nada bersama Gamelan Ki Pamanah Rasa yang berkeyakinan Islam.

“Doakan kami, semoga kami yang berbeda keyakinan tapi bersaudara ini semakin kuat menjaga keimanan masing-masing tapi tak berhenti mencinta dan mengasihi satu sama lain,” ungkapnya.

Kegiatan Keuskupan Bandung

Sementara itu, Keuskupan Bandung mengadakan perayaan tali persaudaraan dalam keberagaman pada Minggu (20/11/2022) lalu.

Kegiatan tersebut diselenggarakan dalam rangka Fokus Pastoral 2022 bertempat di Bumi Silih Asih, Bandung, Jawa Barat.

Turut diikuti peserta sebanyak 800 peserta dari berbagai latar belakang budaya dan agama.

Serta dihadiri dihadiri oleh berbagai lembaga agama yakni Majelis Agama Konghucu Indonesia (MAKIN), Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (PC NU) Kota Bandung.

Persekutuan Gereja Indonesia Wilayah (PGIW) Jawa Barat, Perwakilan Gereja-Gereja dan Perkumpulan Kristen (PGPK) Kota Bandung dan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Bandung.

Kegiatan diawali dengan perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Mgr. Antonius Subianto, OSC, Uskup Keuskupan Bandung.

Mgr. Antonius Subianto, OSC, Uskup Keuskupan Bandung, mengatakan, semuanya bersaudara terutama mereka yang tersingkir, menderita dan mendapat ketidakadilan.

“Perbedaan dalam persaudaraan saling melengkapi dan membantu satu sama lain,” katanya.

Perayaan syukur ini dihadiri oleh umat dari berbagai agama dan kepercayaan.

Inti dari perayaan ini, menurut Antonius adalah menghargai dan merayakan aneka keberagaman yang dapat ditemukan di masyarakat.

Selain itu, pesan untuk selalu terbuka dalam persaudaraan juga terus digemakan.

Kegiatan ini kemudian dilanjutkan dengan dengan tampilan aneka pakaian adat yang dikenakan oleh para peserta dan berbagai atraksi dari aneka ragam latar belakang diantaranya barongsai, sholawat, dan lain-lain.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Tim Fokus Pastoral Romo Antonius Haryanto yang akrab disapa Romo Hary menyampaikan keragaman bukan untuk membawa permusuhan tetapi untuk saling melengkapi.

“Maka kita berbeda menjadi saudara yang utuh,” tandasnya. (Herdi/PasundanNews.com)