PASUNDAN NEWS – Duet Saepul Bachri Binzein dengan Abang Ijo Hapidin sangat potensial menjadi pasangan calon bupati dan wakil bupati yang kokoh di Pilkada Purwakarta November 2024 mendatang.
Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Citra Komunikasi Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Toto Izul Fatah kepada pers di Purwakarta, Senin (1/7). Ia memaparkan temuan survei terbarunya yang dilakukan pada 9–16 Juni 2024 terkait dengan preferensi pemilih di kabupaten Purwakarta.
Menggunakan metodologi multistage random sampling, survei dilakukan dengan wawancara tatap muka kepada 440 responden dengan margin of error plus minus 4,8%.
Menurut Toto, salah satu alasan yang membuat duet Binzein – Abang Ijo itu kokoh karena keduanya masuk tiga besar calon bupati Purwakarta dalam berbagai simulasi. Misalnya, simulasi 14 calon, Anne Ratna Mustika 31,6%, Binzein 22,0% dan Abang Ijo 11,1%.
Dalam simulasi 6 calon, kata Toto, Anne Ratna Mustika memang masih memimpin elektabilitas dengan 32,7%. Setelahnya tetap Binzein dengan 27,7% dan Abang Ijo 13,0%. Namun, keduanya naik melesat menjadi 46,6% saat Binzein–Abang Ijo dibuat dalam simulasi berpasangan.
Sementara kandidat lainnya seperti Ivan Kuntara, Zaenal Arifin, Yadi Rusmayadi, Maula Akbar, Hidayat, Astri Novita, Budi Hermawan, Irwan Abdurrahman, Asep Supriatna dan Denni Ahmad Haedar masih dibawah 10 % dan 5%.
“Memang pilihan yang cerdas buat Binzein adalah berduet dengan Abang Ijo jika mau menang melawan Anne Ratna sebagai petahana. Sebab, dalam simulasi calon wakil bupati, Abang Ijo termasuk yang tertinggi dibanding calon wakil lainnya, yaitu 24,1%,” katanya.
Toto menambahkan, potensi lainnya dari Binzein adalah masing tingginya pemilih soft supporter, yaitu pemilih cair dan masih rendahnya pemilih yang berkategori strong supporter, pemilih militan.
“Inilah pemilih yang sering disebut sebagai lahan tak bertuan, yang masih bisa diperebutkan siapa saja. Termasuk Binzein yang tingkat pengenalannya baru 65%, tapi tingkat kesukaannya cukup tinggi, 83%,” ungkapnya.
Toto membandingkan dengan Anne Ratna yang pengenalannya sudah mentok di angka 99%. Sementara, elektabilitasnya masih selisih kurang lebih 7 sampai 10% dengan Binzein di urutan kedua.
“Masih mending kandidat yang pengenalannya rendah, tapi kesukaan tinggi, ketimbang yang pengenalan tinggi tapi kesukaan rendah. Dengan catatan, calon tersebut masih punya waktu untuk mendongkrak pengenalannya,” jelasnya.
Diluar soal posisi elektabilitas para kandidat, Toto juga mengingatkan bahwa hasil survei bisa saja meleset jika terjadi money politic dan tsunami politik. Sementara bahan untuk terjadi kedua hal itu, khususnya di Purwakarta, sangat terbuka lebar.
“Bukan mustahil terjadi tsunami politik terhadap para calon, utamanya petahana, yaitu Bu Anne. Banyak isu yang potensial bisa merontokan elektabilitasnya. Begitu juga dengan potensi money politic yang tinggi di Purwakarta,” tegasnya.