PASUNDANNEWS.COM, TASIKMALAYA – Sejumlah aktivis dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) STMIK Tasikmalaya menggelar audiensi bersama Diskominfo kota Tasimalaya. Mereka ingin mengevaluasi sejauhmana progres dari program smart city. Audiensi dilakukan di aula Diskominfo di Kota Tasikmalaya, Senin (23/12/2019).
Ketua PMII STMIK Tasikmalaya, Ali Dai Al-Mahdi menyatakan kekesalannya, karena Kepala Diskominfo telat menemui peserta audiensi. Akhinya jadwal audiensi ngaret hingga beberapa jam dari jadwal yang ditentukan. Audiensi sendiri langsung dihadiri oleh kepala Diskominfo Kota Tasikmalaya.
“Sebenarnya sebelumnya sudah di adakan audiensi kepada pihak kominfo terkait isu smart city di kKota Tasikmalaya pada tahun 2016, namun pada audiensi yg pertama kita belum mendapatkan konsep yang utuh mengenai smart city. Audiensi kedua kali ini di lakukan untuk meng evaluasi perihal smart city yang katanya implementasinya semenjak tahun 2017. Berbicara smart city sebenarnya isu ini memang sangat hangat di bicarakan terutama di kota tasikmalaya dan juga hal ini sangat penting untuk di tindak lanjuti,” ucap Ali.
Mengingat PMII STMIK Tasikmalaya memiliki latar belakang akademik informatika maka PMII Tasikmalaya sangat mendukung smart city tersebut. Oleh karena itu, kegiatan ini dilaksanakan untuk mengevaluasi sejauh mana DISKOMINFO dalam implementasi smart city.
“Audiensi ini juga di lakukan untuk mengevaluasi sejauh mana pihak terkait dalam implementasi smart city. Dan faktanya konsep smart city pun tidak jelas konsepnya, maka dari itu, kami siap mengawal dan ikut serta dalam memajukan Kota Tasikmalaya menjadi salah satu kota yang menerapkan konsep smart city,” kata Ali.
Kepala Diskominfo Kota Tasikmalaya, Asep Maman Permana, mengatakan bahwa perlu adanya kontribusi dari pihak lain agar bisa membantu proses terciptanya konsep sistem pemerintahan berbasis elektronik. Karena dengan adanya bantuan dari luar, diharapkan dapat mempercepat dalam tatanan proses agar segera di implementasikan.
“Dalam mewujudkan sistem pemerintahan berbasis elektronik, yang menjadi persoalan adalah berkaitan dengan masalah SDM, terutama di dalam ranah kompetensi. Dengan adanya rekan-rekan rasanya ada partner kerja sehingga kami berharap dengan pertemuan ini adalah awal dari pertemuan-pertemuan selanjutnya. Terutama bagai mana caranya memberikan pelayanan terhadap masyarakat secara optimal,” ucapnya.
“Berkaitan dengan masalah proses sistem pemerintahan berbasis elektronik di Kota Tasikmalaya baru di dalam tatanan proses belum dalam tatanan implementasi, sehingga dalam tatanan proses ini saya terus terang saja berharap ada kontribusi pemikiran yang berkaitan dengan tatanan proses agar tidak terlalu lama. Jadi setelah tatanan proses selesai baru ke tatanan implementasi.” terang Asep.
Smart city merupakan hasil dari keberhasilannya program yang dilaksanakan oleh pemerintah Kota Tasikmalaya. Dimana KOMINFO sangat berperan penting agar terimplementasikannya program pemerintah di ranah masyarakat.
“Smart city adalah ending dari kehidupan, Tugas dan fungsi Kominfi di dalam memberikan pelayanan informasi kepada masyarakat harus betul- betul optimal, sehingga apabila optimalisasi pelayanan info kepada masyarakat dapat berimplikasi terhadap partisipasi dalam segala kehidupan dan penghidupan di Kota Tasikmalaya, khususnya di dalam membangun ataupun mendukung program yang dilaksanakan oleh pemerintah Kota Tasikmlaya,” jelas Asep.
Sementara itu, Koordinator Audiensi, Suwandi memandang bahwa diskominfo sampai saat ini mandul dalam implementasi smart city. Padahal sangat diperlukan untuk Kota Tasikmalaya yang terus berkembang.
“Padahal ini menjadi sebuah jargon kota Tasikmalaya. disisi lain pemahaman di internal birokrasi belum secara merata, apalagi di masyarakat secara umum, padahal diskominfo punya Kelompok Informasi Masyarakat, apakah sudah optimal?” tegasnya. (Pasundannews/Admin)