BERITA CIAMIS, PASUNDANNEWS.COM – Renstra atau Rencana Strategis Tahun 2025-2026 Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Ciamis memfokuskan terhadap berbagai program.
Kadinsos Ciamis, Eka Permana Oktaviana menjelaskan dalam Renstra tersebut diantaranya pengentasan kemiskinan hingga upaya meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat.
“Berbagai langkah telah kami ambil sebagai salah satu rencana kerja di tahun 2025/2026 diantaran mengurangi beban pengeluaran masyarakat dengan berbagai atensi program pemberdayaan,” kata Eka, Sabtu (4/1/2025).
Eka memaparkan, pihaknya akan melakukan upaya pemberdayaan masyarakat yang berfokus pada peningkatan pendapatan dan keterampilan.
Ia menjelaskan, saat ini pihaknya juga terus melakukan monitoring dan evaluasi (monev) terhadap berbagai penyaluran bantuan sosial guna memastikan bantuan sampai tepat sasaran dan bermanfaat bagi penerima.
Hal tersebut dilakukan bertujuan untuk memastikan bahwa bantuan yang diberikan benar-benar membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar.
“Kami terus melakukan monev seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Program Sembako, dan Cadangan Beras Pemerintah (CBP),” terang Eka.
Selanjutnya, Dinsos juga selalu berusaha memfasilitasi rehabilitasi sosial Rutilahu (rumah tidak layak huni) bagi masyarakat tidak mampu yang membutuhkan perbaikan rumah.
Selain itu, pihaknya juga bekerja keras untuk meningkatkan keterpaduan program kemiskinan melalui koordinasi dengan berbagai instansi terkait.
“Melalui program Rutilahu, kami memberikan akses kepada keluarga miskin untuk memperbaiki rumah mereka. Kami juga terus memperbarui Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) untuk memastikan data penerima bantuan sosial akurat dan up-to-date,” tambah Eka.
Program Pemberdayaan Melalui Pelatihan Keterampilan untuk Dorong Pendapatan Masyarakat
Selain pengentasan kemiskinan, Dinsos Ciamis juga sangat fokus pada pemberdayaan masyarakat, terutama dalam meningkatkan keterampilan dan pendapatan mereka.
Salah satu upaya yang dilakukan melalui pelatihan keterampilan, sepeti pelatihan montir, salon, dan barista.
“Kami menyadari, peningkatan keterampilan sangat penting untuk menciptakan peluang kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat,” jelasnya.
Ia menambahkan, pihaknya telah mengadakan berbagai pelatihan seperti montir, salon, dan barista yang memungkinkan para peserta untuk membuka usahanya sendiri.
Selain itu, Dinsos juga memberikan pelatihan pemberdayaan ekonomi melalui pelatihan tata boga untuk masyarakat yang ingin mengembangkan usaha di bidang kuliner.
Menurutnya, dengan adanya keterampilan baru, makan masyarakat dapat meningkatkan daya saing mereka di pasar lokal.
“Pelatihan tata boga ini untuk membantu masyarakat dalam memulai usaha kuliner yang dapat menjadi sumber pendapatan tambahan,” katanya.
Eka menambahkan, Dinsos Ciamis juga saat ini terus mengembangkan inovasi SDM PKH melalui PKH SHOP dan SIPUMA.
“Ini dilakukan untuk memudahkan keluarga penerima manfaat (KPM) PKH dalam mendapatkan akses ke barang dan layanan yang mereka butuhkan,” ungkapnya.
Dinsos Ciamis Gencarkan Pemberdayaan bagi PPKS
Dinas Sosial Ciamis juga berkomitmen untuk memperluas pemberdayaan bagi PPKS (Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial) melalui kerja sama dengan Balai Kementerian Sosial.
“Salah satu program yang dijalankan yaitu atensi kewirausahaan yang diberikan kepada PPKS untuk mengembangkan usaha mereka,” kata Eka.
Kemudian, katanya, ada juga program PENA (Pahlawan Ekonomi Nuasanatar) yang mendukung kewirausahaan di kalangan masyarakat miskin.
“Kami pun bekerja sama dengan Kementerian Sosial untuk membantu PPKS melalui program atensi Kewirausahaan dan PENA,” jelasnya.
Hal itu merupakan bagian dari upaya Dinsos Ciamis untuk memberdayakan masyarakat, agar bisa tetap mandiri dan meningkatkan kesejahteraannya.
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat, Dinsos menggandeng berbagai pihak untuk menciptakan program-program sosial yang lebih efektif dan tepat sasaran.
Dinsos Ciamis juga konsen terhadap fasilitasi relawan sosial kebencanaan melalui Tagana (Taruna Siaga Bencana) yang siap membantu masyarakat yang terdampak bencana.
Eka menjelaskan bahwa Tagana tidak hanya berfungsi dalam penanggulangan bencana, tetapi juga dalam kegiatan pencegahan dan edukasi tentang kesiapsiagaan bencana.
“Tagana memiliki peran yang sangat penting dalam penanganan bencana. Mereka dilatih untuk menjadi relawan yang dapat memberikan bantuan saat bencana terjadi, mulai dari distribusi bantuan hingga pendirian dapur umum dan tenda pengungsian,” ucapnya.
Dinsos Ciamis Dorong Kesadaran Masyarakat Terhadap Kesiapsiagaan Bencana
Dinsos Ciamis juga aktif dalam program Kampung Siaga Bencana (KSB), yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesiapsiagaan bencana di tingkat lokal.
KSB berperan penting dalam mengedukasi warga di desa-desa mengenai cara-cara pencegahan bencana serta cara bertindak jika bencana terjadi.
Selain itu juga ada program Tagana Masuk Sekolah (TMS), yang melibatkan para pelajar untuk lebih memahami tentang bencana dan cara-cara tanggap darurat.
Melalui program ini, siswa-siswi diajarkan keterampilan dasar dalam penanggulangan bencana, yang diharapkan dapat menciptakan generasi yang lebih siap menghadapi risiko bencana.
Dalam setiap penanganan bencana, Dinsos juga memberikan bimbingan psikososial bagi para korban untuk membantu mereka mengatasi trauma akibat bencana.
Program ini sangat penting untuk memulihkan kondisi mental dan emosional masyarakat yang terdampak, sehingga mereka dapat kembali melanjutkan kehidupan dengan lebih baik.
“Bimbingan psikososial adalah bagian penting dari program pemulihan pasca-bencana. Kami berikan pendampingan kepada masyarakat yang terdampak agar dapat mengatasi stres dan trauma yang mereka alami,” jelasnya.
Kolaborasi Dinsos Ciamis bersama Lembaga Sosial dan Sektor Swasta
Dinsos Ciamis juga melakukan prinsip kolaborasi dengan Lembaga Sosial dan sektor swasta dalam setiap kesempatan kegiatan.
Hal ini mengingat tantangan terbesar yang dihadapi terkait jumlah masyarakat yang membutuhkan pelayanan sosial jauh lebih banyak dibandingkan ketersediaan SDM di lembaga Dinsos Ciamis
Oleh karenanya Dinsos Ciamis aktif menjalin kolaborasi dan kemitraan dengan berbagai pihak, seperti antara lain yaitu lembaga sosial, lembaga kesejahteraan sosial (LKS).
Kemudian juga seperti Baznas, dan sektor swasta, NGO (Non-Governmental Organizations) serta dunia usaha yang berfokus pada kesejahteraan sosial.
“Kami menyadari, bahwa untuk mencapai tujuan bersama dalam kesejahteraan sosial, kami tidak bisa bekerja sendiri,” ujarnya.
Dalam menjalankan berbagai program sosial, Dinsos Ciamis menggandeng dan melibatkan berbagai pihak.
“Kami berkolaborasi dengan banyak pihak, baik itu dari LSM, sektor swasta, hingga pemerintah pusat, untuk memastikan program yang kami jalankan dapat memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat,” katanya.
Karena, menurut Eka, pemberdayaan masyarakat merupakan kunci untuk menciptakan keberlanjutan dalam kesejahteraan sosial.
Ia juga menegaskan bahwa keterlibatan aktif masyarakat menjadi bagian tidak terpisahkan dalam setiap program kesejahteraan sosial yang dijalankan oleh pemerintah.
Salah satu bentuk keterlibatan masyarakat yang dijalankan Dinsos yaitu pemberian bimbingan sosial bagi yang membutuhkan pelayanan kesejahteraan sosial.
Bimbingan dan Pendampingan Terhadap Masyarakat PPKS
Bimbingan ini meliputi kegiatan komunikasi, informasi, edukasi, dan motivasi untuk meningkatkan kepercayaan diri masyarakat yang terlibat dalam penanganan masalah sosial.
Seperti salah satunya terhadap Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), korban pelecehan, penyandang disabilitas, dan korban bencana alam atau sosial.
Pihaknya turut memberikan bimbingan guna meningkatkan kemampuan mereka agar bisa berfungsi sosial secara wajar dan kembali menjalani kehidupan dengan baik.
Dalam menjalankan program kesejahteraan sosial, Dinsos Ciamis juga rutin melaksanakan evaluasi kinerja melalui Laporan Kinerja Perangkat Daerah (LAKIP).
Evaluasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi kekurangan dan area yang perlu diperbaiki agar kinerja Dinsos dapat terus ditingkatkan di tahun-tahun berikutnya.
“Setiap tahunnya, kami melaksanakan evaluasi kinerja melalui LAKIP untuk mengetahui sejauh mana pencapaian program kesejahteraan sosial,” jelas Eka.
Berbagai kekurangan yang ditemukan akan dijadikan bahan untuk perbaikan di tahun berikutnya agar pelayanan kepada masyarakat semakin optimal.
Namun, Eka juga mengakui bahwa dengan keterbatasan SDM yang ada, pengelolaan pelayanan sosial menjadi tantangan tersendiri.
“Oleh karena itu, untuk mencapai hasil yang maksimal, diperlukan kolaborasi dan kemitraan dengan berbagai pihak,” tandasnya.
(Hendri/PasundanNews.com)