Pasundannews.com – Pemerintah akan menetapkan mulai puasa Ramadan 1442 Hijriah setelah di lakukan sidang isbat.
Kementerian Agama mulai akan melakukan sidang isbat penentuan 1 Ramadhan 1442 H pada Senin (12/4/2021) sore ini. Hal itu di sampaikan Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin dalam keterangan resmi seperti di lansir dari Kompas.com.
Direktur Urusan Agama Islam Agus Salim mengatakan, sidang isbat akan di gelar dalam tiga tahapan, di mulai pada pukul 16.45 WIB.
Berikut tiga tahapan pelaksanaan sidang isbat penentuan 1 Ramadhan 1442 H:
Pertama, pada pukul 16.45 WIB, akan di mulai dengan pemaparan posisi hilal awal Ramadhaan 1442 H oleh anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kemenag.
Sesi ini akan di siarkan langsung melalui tayangan televisi. Kedua, setelah shalat Maghrib, akan di gelar sidang isbat awal Ramadhan. Tahap ini di gelar secara tertutup.
Ketiga, akan di gelar konferensi pers penyampaian hasil sidang isbat oleh Menteri Agama. Penyampaian keputusan akan akan di siarkan TVRI dan media sosial Kemenag. Pelaksanaan sidang isbat di antaranya akan melibatkan Tim Unifikasi Kalender Hijriyah Kementerian Agama, Dubes negara sahabat, perwakilan ormas, LAPAN, BMKG, dan undangan lainnya.
Selain itu, akan hadir pula perwakilan ormas Islam seperti NU, Muhammadiyah, Persis, dan Al Washliyah. Kemenag menyebutkan, sejumlah pemantau hilal akan di turunkan di 86 lokasi dari 34 provinsi di Indonesia.
Metode penentuan awal Ramadhan
Seperti di beritakan sebelumnya, ada dua metode untuk menentukan awal Ramadhan. Dua metode itu adalah hisab dan rukyat.
Apa itu rukyat? Rukyatul hilal merupakan aktivitas pengamatan visibilitas hilal (bulan sabit) saat Matahari terbenam menjelang awal bulan pada Kalender Hijriah.
Bersama ormas dan para pakar, Kemenag terlebih dulu melakukan perhitungan-perhitungan soal ketinggian hilal. Hal ini di lakukan untuk menghindari terjadinya ‘salah lihat’.
Jika tinggi hilal berada di bawah 2 atau 4 derajat, maka kemungkinan objek yang di lihat bukan hilal, melainkan bintang, lampu kapal, atau objek lainnya.
Perlu di ketahui, hilal bisa di lihat dengan ketinggian minimal 2 derajat, elongasi (jarak sudut matahari-bulan) 3 derajat, dan umur minimal 8 jam saat ijtimak.
Jika ketinggiannya di bawah itu, artinya belum rukyat. Lalu, metode kedua adalah hisab. Apa itu hisab? Hisab adalah perhitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi bulan dalam menentukan di mulainya awal bulan pada kalender Hijriah.
Ada beberapa rujukan atau kitab yang digunakan di Indonesiadan sudah menggunakan metode kontemporer. Sementara, Kemenag menggunakan data ephemeris hisab rukyat.
Meski ada beberapa metode hisab rukyat, biasanya hasilnya sama. Kedua metode ini merupakan sebuah cara untuk menentukan awal bulan, tidak bisa dinafikkan satu sama lain karena semuanya saling mendukung.