PASUNDANNEWS.COM, SUKABUMI – Inisiator gerakan #MilenialBersuara, Aris Rindiansyah mengaku prihatin dengan anak-anak milenial terutama gen Z yang cenderung apatis terhadap aktifitas politik. Sehingga generasi milenial cenderung menjadi kaum rebahan.
Padahal, menurutnya apa yang terjadi dalam kehidupan bernegara merupakan hasil dari keputusan serta kesepakatan politik. Sehingga, setiap warga negara tidak boleh melewatkan itu.
“Apatisme terhadap politik hadir karena kebosanan dan ke-jengah-an kaum muda terhadap perilaku politik oknum generasi tua yang hanya menjadikan politik sebagai alat untuk mencapai kepentingan pribadi saja tanpa menjadikan politik sebagai alat perjuangan untuk mencapai keadilan bagi semuanya,” ucap Aris pada redaksi pasundannews di Sukabumi, Senin (02/12/2019).
Menurut Aris, di era bonus demografi saat ini, anak muda menjadi penyumbang suara terbanyak dalam setiap kontestasi politik di Indonesia.
“Namun, ternyata tak semua anak muda mengambil peran untuk memberikan warna dan gagasan dalam politik. Pada akhirnya menjadikan anak muda tak lebih dari sebatas komoditas politik kaum tertentu,” lanjutnya.
Tahun 2020 lanjut Aris, di Kabupaten Sukabumi akan ada kontestasi politik yaitu Pilkada. Berdasarkan Survey BPS tahun 2017 menyebut bahwa jumlah usia produktif kurang lebih 60%.
“Ini sebuah tanda bahwa 2020 yang menjadi penentu kemenangan calon Bukan hanya kemampuan untuk meraih simpati kaum birokrat atau memiliki finansial yang cukup untuk menghadapi pertarungan yang mahal tapi calon harus mampu menarik simpati kaum Milenial atau Anak Muda,” terangnya.
Oleh karena itu, Aris mengajak anak Muda Milenial, Generasi Z dan Juga Generasi Y untuk turun Tangan Bergerak dan Bersuara untuk menjadi Pelayan Bagi Generasinya Sendiri dan Juga Masyarakat Luas bukan sebagai Objek Bagi Kaum Tertentu.
“Siapapun Calonmu, Siapapun Jagoanmu, Apapun Latarbelakangmu, mari menjadi Bagian dari #MilenialBersuara, menjadi #MudaBergerak untuk #MelayaniGenerasiKita karena #2020AdalahMilikKita,” pungkasnya.