PASUNDANNEWS.COM, CIANJUR – Sebanyak 40 rumah di Kampung Cibadak RT 2/8 Desa Sukamahi, Kecamatan Sukaresmi alami pergerakan tanah dan terancam terkena longsor. Hal tersebut disebabkan hujan deras yang hampir setiap hari dan mengakibatkan terjadinya pergerakan tanah dengan jarak sekitar 50 meter.
Sekmat Sukaresmi Sukirman mengatakan, 40 pemilik rumah yang ada disekitaran lokasi kejadian saat ini sudah di evakuasi ke rumah tetangga dan saudaranya masing – masing yang sedikit jauh dari lokasi kejadian. Diakuinya wilayah Desa Sukamahi, Cikancana, Cibanteng, dan Rawabelut memang berada dalam kawasan rawan pergerakan tanah serta longsor.
“Daerah retakan tersebut, merupakan daerah kebun dan pesawahan. Adapun radius retakan tanah panjangnya kurang lebih 35 hingga 50 Meter, kami imbau warga tetap waspada,” katanya.
Dirinya mengatakan, retakan tanah tersebut posisinya ada diatas pemukiman warga. Dan tentunya hal tersebut menjadi kekhawatiran baginya karena ada 40 rumah yang terancam longsor, dengan 32 KK, dan 104 Jiwa yang terancam terkena pergerakan tanah.
“Kalau untuk pemukiman yang paling rawan, itu ada 5 rumah, atau sebanyak 19 Jiwa. Selain rumah, sawah garapan masyarakat rusak berat,” terang Sukirman.
Dirinya menghimbau, kepada semua masyarakat agar lebih waspada apalagi ketika hujan terjadi. Selain itu pihaknya juga dibantu masyarakat untuk membuat jalur evakuasi dan penentuan titik pengungsian.
“Saya juga berkoordinasi dengan aparat pemerintahan desa, agar lebih meningkatkan kewaspadaan karena curah hujan saat ini cukup ekstrim,” papar Sukirman.
Menurut Sukirman, saat ini yang paling dibutuhkan warga sekitar adalah sarana air bersih dan juga akomodasi pangan. Saat ini tim Relawan Tanggap Bencana BPBD dan Taruna Tanggap Bencana (Tagana) Dinas Sosial setiap desa dibentuk, kini mereka siap siaga.
“Tim BPBD Cianjur juga sudah cek lokasi, dan kita sudah menyampaikan kebutuhan apa saja yang diperlukan oleh warga di Desa Sukamahi,” jelasnya.
Acep Saefudin (37) Kampung Cibadak mengakui khawatir jika hujam turun, karena rumahnya terancam longsor. Terpaksa kini dirinya bersama keluarga mengungsi di rumah saudaranya yang dinilai posisi lebih aman.
“Kalau hujan deras turun kerap terdengar suara retakan tanah, dan ini membuat kami cemas serta khawatir keselamatan jika bertahan di rumah. Makanya kami sekeluarga pindah rumah sementara, dan semoga ada jalan keluarnya,” tukasnya. (Pasundannews/fhn)