BERITA PANGANDARAN, PASUNDANNEWS.COM – Pemkab Pangandaran melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) menjalin kolaborasi bersama Dewan Kebudayaan dan Rumah Solusi Himathera Indonesia (RSHI) dalam upaya pelestarian budaya lokal.
Sinergitas ketiga pihak tersebut untuk mendorong dn memgangkat nilai budaya dan seni dalam bingkai pariwisata berkelanjutan.
Kolaborasi ini digagas oleh Kepala Disparbud Pangandaran, Nana Sukarna, Kepala Desa Cintakarya sekaligus Bendahara Dewan Kebudayaan, Wawang Darmawan, serta Dede Pendiri RSHI, Adriansyah.
Tujuan utamanya yaitu menciptakan ruang pemulihan, ekspresi, serta promosi budaya di kawasan wisata Green Canyon.
Kegiatan yang bertajuk “Rinai Budaya di Aliran Green Canyon” ini akan menjadi agenda rutin setiap akhir pekan, dengan menyuguhkan pertunjukan musik tradisional Sunda seperti kacapi, suling, dan gendang.
Selain itu, pengunjung juga akan disuguhi puisi ekspresif dari Sahabat Jiwa, serta pameran hasil karya tangan dan produk UMKM lokal.
Menurut penyelenggara, program bertujuan untuk melestarikan budaya tradisional, meningkatkan daya tarik wisata, membuka ruang ekspresi bagi komunitas Sahabat Jiwa, dan membangun kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, budaya, dan komunitas sosial.
Pada kesempatan itu, Nana Sukarna menyampaikan bahwa program ini sebagai bentuk nyata integrasi pembangunan pariwisata dan kebudayaan.
Baca Juga : MDPN Ciamis Dukung Pembentukan Koperasi Merah Putih, Notaris Diminta Beri Pelayanan Optimal
“Kami sangat mendukung karena program ini mendorong pariwisata inklusif yang tidak hanya menghibur, tapi juga memberdayakan,” ujarnya.
Hal senada yang disampaikan Wawang Darmawan, yang menyatakan bahwa pihak desa siap menjadi tuan rumah yang ramah budaya dan inklusif. Dalam pertemuan hari ini bersama RSHI.
“Kami berkomitmen untuk menjaga keberlanjutan kegiatan di Green Canyon sebagai ruang publik yang berjiwa seni.” Katanya
Sementara itu, Pendiri RSHI, Dede Adriansyah, menambahkan bahwa keterlibatan RSHI adalah wujud kontribusi sosial melalui pendekatan seni dan budaya.
“Ini bukan sekadar acara, tapi jembatan bagi pemulihan jiwa melalui cinta dan kreativitas,” kata Dede.
Dengan semangat kolaborasi ini, Green Canyon diharapkan tidak hanya menjadi destinasi alam, tetapi juga episentrum kebudayaan dan pemulihan jiwa.
“Model sinergi seperti ini dinilai layak menjadi inspirasi nasional dalam pengembangan wisata yang manusiawi dan berbasis kearifan lokal” pungkasnya.
(Deni Rudini/PasundanNews.com)