BERITA BANJAR, PASUNDANNEWS.COM – Kota Banjar tengah menggali potensi besar dari Sungai Citanduy untuk program pariwisata yang mengedepankan pengalaman edukasi dan alam.
Program Waterway ini bertujuan untuk menyusuri sungai yang membelah kota tersebut, sambil mengenalkan sejarah dan ekosistem sungai yang kaya.
Melalui program ini, pengunjung tidak hanya bisa menikmati pemandangan alam, tetapi juga dapat belajar tentang berbagai sejarah yang ada di sekitar sungai.
Menurut Asep Setiadi, seorang pecinta wisata air, konsep ini sudah diterapkan sebelumnya dengan sukses.
“Saya pernah melakukan hal ini di Sungai Citanduy bersama anggota BPBD dan rombongan ibu-ibu dari Tasikmalaya. Kami menyusuri sungai dengan perahu pengangkut pasir yang dimodifikasi, dan hasilnya luar biasa,” ujar Asep, Minggu (9/3/2025).
Ia menjelaskan, mereka mulai perjalanan dari Bantaran Pusdai hingga jembatan Dobo, bolak-balik, sambil mengenalkan berbagai tempat bersejarah di sepanjang sungai.
Sungai Citanduy bukan hanya sekadar jalur air, tetapi juga kaya akan sejarah yang menarik untuk dijelajahi.
Salah satu tempat yang dikenalkan dalam perjalanan tersebut adalah Batu Engko, sebuah batu besar yang menyimpan cerita sejarah lokal.
Cadas Cibulan Sajikan Keindahan Alam yang Bisa Dinikmati Masyarakat Luas
Selain itu, ada juga Cadas Cibulan yang memiliki keindahan alam sekaligus nilai sejarah, serta Kembang Tarum yang merupakan titik penting dalam sejarah lokal.
Keberadaan tank baja yang terkubur di dasar sungai juga menjadi daya tarik unik dalam program ini.
“Kami juga mengenalkan keberadaan tank baja yang terkubur di dasar sungai, yang menjadi saksi bisu dari sejarah perjuangan,” imbuh Asep.
Menurutnya, pengunjung tidak hanya menikmati perjalanan, tetapi juga mendapatkan wawasan tentang sejarah yang jarang diketahui banyak orang.
Program Waterway mengajak pengunjung untuk lebih menghargai dan memahami pentingnya kelestarian alam sekitar.
Melalui pengalaman langsung, mereka bisa melihat berbagai jenis flora dan fauna yang hidup di sepanjang sungai Citanduy, serta memahami peran sungai dalam menjaga keseimbangan ekosistem.
Sebagai bagian dari upaya pengembangan wisata ini, Asep menekankan bahwa tidak perlu anggaran besar untuk memulai.
“Tidak perlu muluk-muluk dengan anggaran besar. Yang terpenting adalah kesederhanaan dan konsistensi dalam menjalankan program ini,” ungkapnya.
Dengan persiapan yang tepat, seperti penyediaan pelampung dan pemandu yang mengerti sejarah sungai, pengalaman wisata air ini bisa menjadi daya tarik baru bagi Kota Banjar.
Program Waterway ini seharusnya bisa menjadi alternatif pariwisata yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mendidik pengunjung tentang sejarah dan pentingnya pelestarian alam.
“Pemerintah Kota Banjar diharapkan dapat mendukung dan mengembangkan potensi wisata berbasis alam dan sejarah ini dengan cara yang sederhana namun berdampak besar,” pungkasnya.
(Hermanto/PasundanNews.com)