Istimewa

BERITA RAGAM, PASUNDANNEWS.COM – Tren traveling di tahun 2025 akan berpengaruh terhadap masa depan pariwisata global.

Sebagaimana mengacu laporan Amadeus, pada Minggu (1/12/2024) bertajuk Travel Trends for 2025.

Dalam laporan tersebut, terdapat lima daftar tren traveling yang akan membangkitkan dunia pariwisata.

Salah satu temuan menarik adalah Asia diprediksi menjadi pusat kebangkitan pariwisata dunia.

Seiring dengan inovasi dan langkah strategis yang dilakukan berbagai negara di kawasan ini.

Berikut informasi lengkap kelima tren utama tersebut:

Asia Penggerak Motor Pariwisata

Asia diprediksi menjadi motor penggerak kebangkitan pariwisata global setelah pandemi.

Negara-negara di kawasan ini terus berinovasi untuk menarik lebih banyak wisatawan.

Cina, misalnya, memperluas kebijakan visa bebas masuk, sementara Thailand meluncurkan visa digital nomad dan memperluas akses bebas visa bagi 93 negara.

Upaya ini menarik perhatian wisatawan dari berbagai penjuru dunia.

Data Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) menunjukkan, Asia Pasifik akan menjadi kawasan dengan pertumbuhan penumpang tercepat selama 15 tahun ke depan.

Bahkan, lebih dari separuh peningkatan jumlah penumpang global hingga 2043 akan berasal dari kawasan ini.

Era Baru Nostalgia

Nostalgia menjadi salah satu elemen utama yang memengaruhi keputusan wisatawan.

Budaya populer kembali menghidupkan tren dari masa lalu, seperti kembalinya film-film 90-an, kamera digital, dan medium musik seperti CD.

Dalam pariwisata, tren ini terlihat dari wisatawan dewasa yang menghidupkan kembali pengalaman masa muda, seperti perjalanan gap year atau bulan madu pertama.

Penerbangan yang Lebih Personal

Perjalanan udara pada 2025 diprediksi akan semakin personal berkat kemajuan teknologi.

Maskapai penerbangan mulai memanfaatkan algoritma cerdas untuk menawarkan hiburan yang disesuaikan dengan preferensi penumpang.

Teknologi ini memungkinkan pengalaman terbang yang lebih nyaman, terutama dengan adanya Wi-Fi kecepatan tinggi seperti yang disediakan SpaceX.

Hotel Jadi Sebuah Destinasi

Hotel-hotel di Asia Pasifik kini bukan hanya tempat menginap, tetapi juga destinasi yang memberikan pengalaman otentik.

Properti seperti Capella Ubud di Bali, yang menawarkan akomodasi tenda mewah di tengah hutan hujan, atau Hoshinoya Tokyo yang mengusung konsep ryokan tradisional Jepang, menjadi contoh inovasi di industri ini.

Koneksi di Dunia Nyata

Kelelahan digital memicu wisatawan untuk mencari koneksi yang lebih nyata.

Tren perjalanan solo dan grup yang bertujuan membangun hubungan manusia semakin diminati.

Aplikasi seperti Hello Strangers membantu wisatawan bertemu dengan orang baru melalui makan malam bersama, sementara PlateCulture menghubungkan wisatawan dengan tuan rumah lokal untuk menikmati masakan khas di rumah mereka.

Asia, dengan inovasinya, diperkirakan akan terus menjadi pusat perhatian dunia untuk kegiatan traveling, membawa harapan baru bagi sektor pariwisata global pada 2025.

(Herdi/PasundanNews.com)