BERITA PANGANDARAN, PASUNDANNEWS.COM – Tim Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Pangandaran Ujang Endin-Dadang Solihat menggelar ngobeng bareng masyarakat.
Menurut salah satu tokoh masyarakat setempat, Sentot Jaka Purnama mengatakan tradisi ngobeng ini sudah menjadi bagian dari budaya warga Desa Ciganjeng.
“Kami dari tim HUDANG (Paslon Ujang Endin-Dadang Solihat) di Pilkada 2024 bersama panitia mengadakan acara ngobeng bareng masyarakat,” ujarnya, Minggu (13/10/2024).
Nampak ratusan warga turut memeriahkan tradisi lomba ngobeng bareng tersebut.
Ngobeng bareng merupakan kegiatan menangkap ikan secara massal di kolam (balong) yang biasanya dilakukan di desa-desa.
“Tradisi ini menjadi ajang kebersamaan, hiburan dan cara bagi masyarakat untuk berinteraksi dengan alam,” tutur Sentot.
Acara tersebut menarik perhatian warga dari berbagai kalangan, mulai remaja, pemuda, hingga orang tua yang antusias menangkap ikan di balong berukuran sekitar 10×20 meter.
“Berbagai jenis ikan seperti mujaer, gurame dan gabus berhasil ditangkap oleh para peserta. Mereka yang mendapatkan ikan berukuran besar berkesempatan dapat hadiah yang telah disiapkan oleh panitia,” jelas Sentot.
Selain peserta yang terjun langsung ke kolam, banyak warga, terutama ibu-ibu, turut meramaikan acara dengan menonton dan memberikan semangat.
Sentot menerangkan, tujuan acara ini adalah untuk menghibur warga yang sudah terbiasa menangkap ikan di sungai, balong atau sawah.
Ngobeng Bareng Perkuat Ikatan Sosial Antar Warga
Di Balong ini, tambahnya, masyarakat bisa turut bersenang-senang bersama tim HUDANG.
“Acara ngobeng kali ini dihadiri sekitar 400 hingga 500 orang. Alhamdulillah, antusias warga ini sangat luar biasa, kami sangat senang sekali,” ungkapnya.
Ia melanjutkan, loyalitas warga desa Ciganjeng memperkuat silaturahmi dengan Budaya Ngobeng bareng dan memperkuat ikatan sosial di antara warga desa.
“Dengan ikut serta dalam acara ini, masyarakat dapat saling membantu dan berbagi hasil tangkapan,” ucap Sentot.
Mengingat, pentingnya pengenalan budaya lokal tradisi ini menjadi sarana untuk mengenalkan generasi muda pada budaya lokal yang syarat nilai kebersamaan.
“Anak-anak bisa belajar cara menangkap ikan, menghargai alam dan bekerja sama,” kata Sentot.
Kemudian juga turut meningkatkan ekonomi Desa, selain sebagai budaya, acara ini juga bisa menjadi daya tarik wisata yang mendatangkan pengunjung dari luar desa.
“Mereka yang datang bisa membeli hasil tangkapan ikan atau sekadar menikmati suasana desa yang asri,” ujarnya.
Meskipun sudah ada teknologi dan cara modern dalam menangkap ikan, tradisi ini tetap dipertahankan.
“Karena mampu menghadirkan kebahagiaan dan keakraban masyarakat. Melalui kegiatan ini, diharapkan generasi muda dapat terus melestarikan budaya lokal dan menjaga kekayaan alam di desanya,” tutup Sentot.
(Saefullah/PasundanNews.com)