Kasus Dugaan Intimidasi Terhadap Santri Ponpes Fathurrohman Berakhir Damai. Foto/Hermanto.PasundanNews.com

BERITA BANJAR, PASUNDANNEWS.COM – Kasus dugaan intimidasi terhadap santri Pesantren Fathurrohman, Desa Binangun, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar  yang dipimpin oleh Kiai Ujang Saepudin berakhir damai.

Kedua belah pihak mencapai kesepakatan damai dalam sebuah pertemuan yang difasilitasi oleh Kapolres Banjar, AKBP Danny Yulianto, bersama Dandim 0613 Ciamis, Letkol Inf Afiid Cahyono, pada Senin (19/08/2024) malam di aula Mapolres Banjar.

Dalam pertemuan tersebut, Ade Yusuf (AY), pihak yang diduga melakukan intimidasi, menyampaikan permintaan maaf secara tertulis di hadapan para santri yang hadir.

“Saya mohon maaf dan apabila saya kembali mengulangi perbuatan itu, saya siap ditindak secara hukum,” ucap Ade Yusuf dengan penuh penyesalan.

Kapolres Banjar, AKBP Danny Yulianto, menyatakan rasa syukurnya atas tercapainya kesepakatan damai tersebut.

“Kedua belah pihak sepakat untuk islah dan ini merupakan keberhasilan warga Kota Banjar yang saling menyadari bahwa Banjar adalah kota kondusif,” ujar AKBP Danny.

Menurutnya, setiap permasalahan dapat diselesaikan dengan cara musyawarah dan dialog.

Baca Juga : Diduga Persekusi Terhadap Kyai, Ratusan Santri di Kota Banjar Datangi Kantor Desa Binangun 

Ia menegaskan bahwa proses islah ini dilakukan tanpa tekanan atau intervensi dari pihak manapun.

“Kami hanya memfasilitasi, dan kedua belah pihak telah menunjukkan sikap dewasa dalam menyelesaikan permasalahan ini,” tambahnya.

Baca Juga : Aparat Gabungan di Kota Banjar Gelar Apel Pasukan Pengamanan Jelang Pilkada 2024 

Perwakilan dari Pesantren Fathurrohman, KH. Nurdin yang juga Sekretaris Umum Hamida, mengapresiasi langkah islah ini sebagai bentuk sikap seorang muslim yang harus saling memaafkan.

“Alhamdulillah, satu pihak mengakui kesalahannya dan satu pihak lainnya memaafkan, dan permasalahan ini sudah tuntas islah,” ungkap KH. Nurdin.

Ustadz Wawan, perwakilan massa santri juga berharap agar Ade Yusuf dapat menjadi bagian dari keluarga besar Ponpes Fathurrohman.

“Semoga Pak Ade bisa menjadi Muhibbin para Kyai, Muhibbin para santri, dan menjadi pembela agama,” kata Ustadz Wawan.

Setelah proses islah selesai, para santri yang turut mengawal jalannya pertemuan membubarkan diri dengan tertib.

Mereka bersyukur permasalahan ini dapat diselesaikan dengan damai dan tanpa ada konflik berkepanjangan.

(Hermanto/PasundanNews.com)