PASUNDANNEWS.COM, BANDUNG – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta KPU mengevaluasi jalannya penyelenggaraan Pemilu Serentak 2019. Hal tersebut dikarenakan banyaknya petugas KPPS yang meninggal dunia karena sistem maupun teknis pekerjaan yang dinilai tidak sesuai.
Di Provinsi Jawa Barat, sebanyak 46 petugas KPPS dan tiga anggota kepolisian meninggal dunia selama menjalankan tugasnya. Para korban tersebut, meninggal dunia lantaran kondisi kesehatan yang kurang baik dan tidak sesuai dengan waktu pekerjaan sebagai petugas KPPS.
“Saya minta KPU evaluasi penyelenggaraan Pemilu agar jangan sampai tiap lima tahun mengorbankan banyak nyawa dengan sebuah pilihan teknis yang mungkin kurang tepat,” ujar Ridwan di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (23/04/2019).
Pria yang karib disapa Emil menjelaskan, terdapat perbedaan sistem penyelenggaraan Pemilu 2019 dibanding sebelumnya. Sebab, dalam Pemilu 2019 dilakukan secara serentak untuk Pilpres dan Pileg dengan lima surat suara yang memakan banyak waktu dan menjadi tanggung jawab petugas KPU.
“Bukan hanya hari H, karena H-1 mereka harus siaga, hari H nya apalagi. Jadi kondisi ini buah dari keputusan yang mungkin tidak dihitung secara maksimal,” ujarnya.
Selain KPU, Emil juga meminta DPR RI melakukan evaluasi karena kebijakan pelaksanaan Pemilu tidak luput dari persetujuan legislator. Menurutnya, sistem yang berjalan pada Pemilu 2019 merupakan hasil kesepakatan semua pihak, termasuk DPR RI sebagai lembaga negara.
“Saya gak terlalu ke teknis tapi intinya durasi waktu yang harus memperhitungkan fisik manusia. Kita disebut the most complex election in the world sebagai pujian, tapi dibalik itu deadliest dari sisi penyelenggaraan,” ucapnya. (iman)