Belasan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Bandung Barat laksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMK lain.
Selain dikarenakan keterbatasan sarana prasarana, tidak sedikit pula ada SMK yang belum terakreditasi dan bahkan belum mendapat Izin Pendirian dan Operasional Sekolah.
Dari 103 SMK yang ada di Kabupaten Bandung Barat, 19 SMK di antaranya melaksanakan UNBK di sekolah lain. Hal itu, dikatakan Denny Mariana selaku Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK se-Kabupaten Bandung Barat, dikarenakan sekolah bersangkutan memiliki keterbatasan dalam ketersediaan sarana dan prasarana.
“Di KBB ada yang ikut menggabung ke sekolah lain karena keterbatasan perangkat komputer,” katanya saat ditemui di SMK 45 Lembang, Selasa (26/03).
Mendasar pada peraturan, dia menerangkan, setiap sekolah harus memiliki 1/3 perangkat komputer dari jumlah siswa.
“Misalkan, jumlah siswa 100 maka harus punya komputer 30, nah ini kan sepertiganya,” terangnya.
Selain dikarenakan keterbatasan perangkat komputer di sekolah, dia memaparkan, keikutsertaan pelaksanaan UNBK ke sekolah lain bisa pula dikarenakan sekolah tersebut sudah memiliki Izin Pendirian dan Operasional Sekolah namun belum terakreditasi.
“Nah ini pelaksanaan UNBK-nya harus menggabung dengan sekolah yang ter-Akreditasi A atau B, kalau ke sekolah yang Akreditasi C, tidak bisa,” ungkapnya.
Dibeberkan Denny, di KBB sendiri ada beberapa SMK yang belum berizin dan belum pula terakreditasi.
“Belum terakreditasi, belum ada izin operasional maka harus dilimpahkan ke SMA atau SMK lain,” tandasnya. (al/tra)