BERITA CIAMIS, PASUNDANNEWS.COM – Mohamad Ijudin menyampaikan pentingnya menghidupkan kembali fungsi masjid dalam aspek sosial keumatan.
Hal tersebut ia terangkan saat menjadi penceramah dalam pengajian yang digelar oleh Badan Koordinasi Majelis Taklim Masjid Desa Kertabumi Kecamatan Cijeungjing.
Pengajian ini mengusung tema ‘Bersama BKMM Membangun Keseimbangan Dunia dan Akhirat dengan Ibadah yang Berkualitas’.
“Salah satu fungsi kehadiran Islam untuk menyelesaikan berbagai problematika kehidupan umat manusia,” ujarnya dalam ceramah yang bertempat di Masjid Abdul Hamid Desa Kertabumi, Minggu (3/11/2024).
Anggota Fraksi Golkar Ciamis tersebut menjelaskan bahwa Islam menganugerahi segala lapisan kehidupan (rahmatan lil aalamiin).
“Islam bukan hanya berfungsi ukhrawi (akhirat) namun juga duniawi. Islam juga mengajarkan kesuksesan dan kebahagiaan dalam dua alam kehidupan tersebut,” ungkapnya.
Ijudin memaparkan, Rasulullah SAW telah mencontohkan cara menjawab persoalan ekonomi, sosial, politik, hukum, budaya dan seluruh ruang lingkup yang ada di dalamnya tanpa kecuali.
“Oleh karenanya, Rasulullah SAW melakukan dakwah solutif bukan sekedar dakwah naratif di mimbar-mimbar,” tuturnya.
Menurut Ijudin, di era digital sata ini banyak menimbulkan berbagai persoalan keumatan, kemasyarakatan, kebangsaan, kenegaraan yang semakin komplek di semua bidang kehidupan.
“Untuk itu konsepsi Islam sebagai solusi dari segala persoalan harus dihadirkan dan dihidupkan kembali,” ucap Ijudin.
Menghidupkan kembali Masjid sebagai Tempat Menjawab Problem Keumatan
Salah satunya yaitu bagaimana masjid dikembangkan fungsinya bukan sekedar tempat ritual ibadah, tapi tempat berembug untuk menyelesaikan masalah keumatan.
“Secara fungsional, pengajian yang sudah menjadi rutinitas di lakukan di masjid-masjid, materi atau bahasan pengajiannya di geser untuk membicarakan problematika keumatan,” paparnya.
Ijudin menyampaikan beberapa poin terkait dengan pemanfaatan kembali fungsi masjid.
Antara lain pertama, upaya jamaah masjid yang berisi sejumlah tokoh lingkungan bisa berdiskusi tentang penanggulangan dan pemberdayaan kaum dhuafa baik anak yatim maupun jompo di lingkungan mesjid.
Kedua, berdiskusi untuk penanggulangan masalah sosial-ekonomi yang berkembang di lingkungan masjid, seperti penanggulangan judi online, pinjol, maupun bank emok.
“Ketiga, berdiskusi untuk menyelesaikan persoalan penyakit-penyakit masyarakat yang ada di lingkungan,” imbuhnya.
Keempat, berdiskusi terkait bagaimana langkah-langkah untuk membangun lingkungan secara gotong royong.
“Sehingga materi pembahasan di masjid bukan sekadar tentang ritualitas ibadah mahdoh dan pembangunan fisik mesjid saja. Tetapi lebih ke fungsi solutif membicarakan dan menyelesaikan problematika kehidupan umat di lingkungannya,” terangnya.
Sehingga dari sini, tambah Ijudin, masjid dan Islam akan dirasakan kehadirannya oleh umat dalam kehidupan nyata.
“Karena Islam dan masjidnya hadir membersamai segala sisi kehidupan umat yang menjadi jamaahnya,” tutur Ketua FKB Kabupaten Ciamis tersebut.
Ijudin juga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai dan bersama-sama mencegah serta menanggulangi judi online, pinjol ilegal, dan bank ilegal pemburu rente (emok) yang sudah merajalela.
“Dampaknya itu sangat menyengsarakan ngai siapa saja yang terjerat, oleh karena itu kita semua harus waspada dan bersama-sama mencegahnya,” tandasnya.
(Hendri/PasundanNews.com)