Milangkala Gong Perdamaian Dunia ke-15 Tahun 2024. Foto/Istimewa

BERITA CIAMIS, PASUNDANNEWS.COM – Milangkala Gong Perdamaian Dunia ke-15 tahun 2024 diperingati pada Senin (9/9/2024) di Situs Bojong Galuh Karangkamulyan, Kecamatan Cijeungjing, Ciamis.

Kali ini, acara tahunan Milangkala Gong Perdamaian Dunia mengusung tema ‘Kebersamaan untuk Perdamaian’.

Perayaan Milangkala Gong pun turut dihadiri oleh Pj (Penjabat) Bupati Ciamis Engkus Sutisna bersama dengan berbagai tokoh budaya dari dalam dan luar Kabupaten Ciamis.

“Tema kali ini, turut menegaskan komitmen terhadap harmonisasi antar umat manusia,” ujar Pj Bupati Ciamis.

Dari Ciamis untuk Perdamaian dan Kebersamaan Dunia

Lebih lanjut, Pj Bupati mengajak semua pihak untuk terus mendukung upaya-upaya perdamaian dan kebersamaan.

“Dengan adanya Gong Perdamaian di Ciamis, diharapkan wilayah ini bisa menjadi contoh bagi daerah lain dalam menciptakan suasana damai dan harmonis,” katanya.

Untuk diketahui, Ciamis sendiri menjadi satu-satunya kabupaten di Jawa Barat yang memiliki Gong Perdamaian Dunia, dengan berdiri sejak 9 September 2009.

Penempatan gong ini di Karangkamulyan tidak terlepas dari sejarah panjang Kerajaan Galuh yang berdiri antara 600 hingga 1500 Masehi.

“Karangkamulyan dipilih sebagai lokasi karena dianggap sebagai cikal bakal perdamaian dunia,” ungkap Pj Bupati.

Gong Perdamaian Simbol Persaudaraan dan Perdamaian

Gong Perdamaian, mengutip dari berbagai sumber, merupakan simbol persaudaraan dan perdamaian.

Pertama kali dibunyikan oleh Presiden dan Wakil Presiden RI pada 31 Desember 2002 di Bali.

Kemudian, gong yang sama dibunyikan lagi di Jenewa, Swiss pada 5 Februari 2003 untuk membuka Global Summit One Piece Through Tourism.

Sejak saat itu, Gong Perdamaian dibawa keliling dunia untuk menyebarluaskan pesan perdamaian.

Dalam sambutannya pun, Engkus memaparkan bahwa Gong Perdamaian merupakan simbol penting dalam menyebarluaskan pesan perdamaian di seluruh dunia.

“Semoga bisa meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perdamaian dan kebersamaan tanpa memandang ras, suku, agama, atau batasan lainnya,” kata Engkus.

Ia menekankan bahwa peringatan Milangkala Gong Perdamaian dapat menjadi momentum untuk kebangkitan perdamaian.

“Ikut serta mengingatkan masyarakat akan arti penting kedamaian dalam kehidupan bernegara,” ucapnya.

Engkus meneruskan, peringatan kali ini bisa menginspirasi bukan hanya di Tatar Galuh, tetapi juga ke berbagai belahan dunia lainnya.

Gong perdamaian sendiri, secara tidak langsung mempertemukan lintas antra budaya.

Hal ini nampak dalam rangkaian acara yang diisi oleh berbagai acara budaya dan pementasan yang melibatkan tokoh-tokoh lokal serta tamu undangan dari luar daerah.

“Momen Milangkala, bukan hanya merayakan simbol perdamaian, tetapi juga memperkenalkan budaya lokal kepada publik yang lebih luas,” tutur Engkus.

Mengingat, Gong Perdamaian Dunia menjadi simbol yang menghubungkan berbagai bangsa dalam satu tujuan mulia, yaitu perdamaian.

Melalui kegiatan Milangkala, dapat memperkuat tekad masyarakat untuk menjaga dan meneruskan pesan perdamaian yang telah dibawa oleh gong tersebut.

“Perdamaian bisa terus bergema dan mempengaruhi masyarakat di seluruh dunia untuk hidup dalam kedamaian,” tandasnya.

(Herdi/PasundanNews.com)