BERITA BANJAR, PASUNDANNEWS.COM – Kota Banjar kini menghadapi ancaman serius terkait darurat sampah dengan jumlah produksi harian mencapai 84 ton.
Sementara itu kapasitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cibeureum hanya mampu menampung 38 ton per hari.
Dari kapasitas tersebut, baru sekitar 12 ton sampah yang dapat dikelola dengan, hal ini tentunya memperlihatkan adanya ketidaksesuaian antara volume sampah dan kemampuan pengelolaannya.
Ketua Komisi III DPRD Banjar, Cecep Dani Sufyan, menilai masalah sampah ini perlu ditangani bersama oleh seluruh lapisan masyarakat.
“Ini menjadi perhatian bersama, sampah merupakan masalah yang harus dikelola bersama, mulai dari rumah tangga kita harus bisa memilah sampah dengan baik,” ujarnya kepada awak media, Kamis (7/11/2024).
Cecep mengungkapkan, situasi semakin mendesak karena pada tahun 2030, pembangunan TPA baru akan dilarang, sehingga penting bagi masyarakat untuk mulai mempraktikkan pengelolaan sampah dari rumah.
“Kita harus mulai memasifkan sosialisasi penanganan sampah dari mulai rumah-rumah, karena ke depan kita harus memaksimalkan pengolahan dengan teknologi,” tambahnya.
Komisi III DPRD Kota Banjar Dorong Pengolahan Sampah Berbasis Teknologi
Sebagai langkah mencari solusi, Komisi III DPRD Banjar melakukan kunjungan ke tempat pengolahan sampah dengan teknologi modern di wilayah Purwaharja.
Pengolahan sampah tersebut dikelola pihak swasta, yakni Program Kawasan Minim Sampah Mandiri (KAMISAMA) di Kelurahan Karangpanimbal.
“Kami mengecek ke pusat pengelolaan sampah tersebut yang berlokasi di TPS KAMISAMA, Karangpanimbal, Kecamatan Purwaharja,” jelas Cecep.
Pengelola KAMISAMA, Delta Noval, menjelaskan bahwa kawasan ini menjadi alternatif untuk pengolahan sampah yang tidak tertampung di TPA pemerintah.
“Pola pengelolaan sampah disini menerapkan program kawasan pengelolaan sampah terpadu dengan menggunakan teknologi tepat guna yang ramah lingkungan,” ungkapnya.
Namun, Delta mengakui bahwa kapasitas pengolahan sampah di KAMISAMA masih terbatas, yakni sekitar 4 ton per hari.
Hal ini menunjukkan bahwa solusi yang lebih luas dan terkoordinasi masih sangat dibutuhkan untuk mengatasi tantangan sampah di Kota Banjar.
Pihaknya pun berharap, pemerintah dan masyarakat dapat bersinergi dalam mengatasi masalah ini agar Kota Banjar tidak terjerumus pada krisis sampah.
“Dengan langkah strategis dan kesadaran kolektif, diharapkan Kota Banjar dapat menemukan solusi yang berkelanjutan untuk pengelolaan sampah demi lingkungan yang lebih bersih dan sehat,” ungkap Delta.
(Hermanto/PasundanNews.com)