Tasikmalaya

Peduli Kondisi Bangsa HMI Tasik Mengadakan Diskusi Publik

PASUNDANNEWS.COM, TASIKMALAYA – Peduli akan kondisi Indonesia pasca Pemilu, HMI Tasikmalaya mengadakan diskusi publik sekaligus buka bersama, Jumat, (24/05/2019). hadir sebagai narasumber ketua MUI dan Ketua KPU Kota Tasikmalaya.

KH Ate Musodiq menyampaikan bahwa percepatan teknologi informasi, khususnya dalam pemilu sekarang masyarakat menjadi sangat rentan termakan oleh hoax dan ujaran kebencian.

“kecanggihan teknologi informasi dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab untuk menyebarkan hoax dan ujaran kebencian sehingga sebagian masyarakat termakan oleh informasi tersebut, pada akhirnya muncul ketidakpercayaan pada penyelenggara pemilu” ujar Ate

menyinggung permasalahan People Power, Pria yang saat ini menjadi Ketua MUI Kota Tasik tersebut mengatakan bukan lagi berbicara kekuatan rakyat lagi tetapi kekuatan sebagian elit politik yang mampu menggiring/mengerahkan masa. “bagi saya people power itu ketika rakyat datang ke TPS menyalurkan aspirasinya bukan menggiringkan masa aksi.” ungkapnya.

lebih lanjut Ate menyampaikan bahwa Permasalahan yang terjadi di masyarakat sekarang yakni kemiskinan dan kebodohan. Mengapa kebodohan termasuk permasalahan yang terjadi saat ini? Karena masyarakat sekarang sangat mudah sekali terpropokasi oleh isu-isu yang tidak jelas data dan faktanya yang pada akhirnya sangat mudah di adu domba antar satu sama lain.

“Ini tugas bagi mahasiswa sebagai generasi intelektual harus bisa menyelesaikan permasalahan tersebut dengan melakukan penelitian-penelitian dan menjadi garda terdepan dalam mempersatukan umat dan menjaga keutuhan bangsa.”lanjutnya.

Ketua KPU Kota Tasikmalaya Dr. Ade Zaenul dalam pemaparannya mengungkapkan bahwa dalam sejarahnya pelaksanaan pemilu ada perbedaan yang signifikan dalam pelaksanaannya.

“Sejak pertama pemilu tahun 1955 sampai sekarang, ada perbedaan yang signifikan dalam pelaksanaannya termasuk waktu pemungutan suara pemilihan presiden dan legislatif.” kata Ade.

selanjutnya menurut Ade bahwa dengan diserempakannya pemilu legilatif dan presiden telah cukup menambah kesulitan bagi penyelenggara. Pelaksanaan pemilu sekarang sangat sulit karena serempak, sehingga memakan korban jiwa hingga 554 orang.

“Pada prinsipnya diadakan kegiatan pemilu ini merupakan bentuk implementasi demokrasi. Tetapi pada pelaksanaannya nilai-nilai demokrasi yang menjadi prinsip dasar mulai hilang seperti tidak saling menerima dalam perbedaan pendapat yang menimbulkan ujaran kebencian dan tersebarnya isu-isu hoax.”jelasnya

Redaksi

Leave a Comment
Share
Published by
Redaksi

Recent Posts

Jumat Berkah, Herman Sutrisno Bagikan Beras kepada Jompo dan Anak Yatim

BERITA BANJAR, PASUNDANNEWS.COM - Mantan Wali Kota Banjar, Herman Sutrisno, kembali menggelar kegiatan sosial bertajuk…

47 menit ago

Bapenda Ciamis Sharing Success Story P2DD di Acara Capacity Building Pemda se-Maluku Utara

BERITA CIAMIS, PASUNDANNEWS.COM - Bapenda (Badan Pendapatan Daerah) Kabupaten Ciamis secara resmi diundang oleh Bank…

11 jam ago

Dani Danial Muhklis Prioritaskan Pemajuan Kebudayaan di Kota Banjar

BERITA BANJAR, PASUNDANNEWS.COM - Calon Wakil Wali Kota Banjar, Dani Danial Muhklis (Kang Danial) menegaskan…

13 jam ago

Polres Banjar Sosialisasikan Program Makan Siang Gratis untuk Anak Sekolah

BERITA BANJAR, PASUNDANNEWS.COM - Polres Banjar kembali menggelar kegiatan pembagian makan siang gratis bergizi kepada…

14 jam ago

Debat Kedua Pilbup Pangandaran, Citra dan Ujang Beradu Gagasan

BERITA PANGANDARAN, PASUNDANNEWS.COM - Debat publik kedua Pilbup (pemilihan Bupati dan Wakil Bupati) Pangandaran digelar…

14 jam ago

Rakor Pilkada 2024, Pj Bupati Ciamis Tekankan Kesiapan Sarpras hingga Netralitas ASN

BERITA CIAMIS, PASUNDANNEWS.COM - Pj Bupati Ciamis Budi Waluya menekankan tentang pentingnya  kesiapan sarana dan…

14 jam ago