Nasional

HMI Berduka, Tokoh Berintegritas itu Pergi

Oleh: Geisz Chalifah

PASUNDANNEWS.COM – Saya praktis tak memiliki kedekatan dengan lelaki yang biasa dipanggil Mas Tom.

Pengetahuan tentang beliau lebih banyak saya dapatkan melalui buku-buku tentang pergolakan Mahasiswa ditahun 1965-1966 yang melahirkan Tritura.

Dimasa itu Sulastomo menjadi ketua umum PB HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) yang sedang gencar-gencarnya ingin dibubarkan oleh PKi.

Sulastomo dengan beragam cara berhasil menyelamatkan organisasi mahasiswa itu melewati masa krisis politik.

Sebagian besar teman-temannya telah mendahuluinya, Mar’i Muhammad, Ekky Syahruddin dan lain-lain. Mereka berada digarda terdepan ketika bangsa ini mengalami gejolak dan sampai hari ini cerita tentang ketabahan, ketangguhan para senior itu menjadi cerita hidup yang terus tersambungkan dari generasi kegenerasi berikutnya.

HMI selalunya melahirkan para petarung handal, melahirkan generasi yang mampu menggeleng pada kekuasaan ketika dipaksa untuk berkata *IYA* dan mengangguk setuju pada umat ketika penguasa memaksa untuk berkata *TIDAK.*

Kepergian Mas Tom adalah kepergian yang kesekian kalinya para petarung gigih yang tak tergantikan dan semakin kekinian bukan saja elan perjuangan mereka tak lagi menjadi cermin tapi juga secara perlahan organisasi ini mengalami reduksi terhadap fungsinya sebagai organisasi kader yang memiliki falsafah lima insan cita.

Kepergian Sulastomo adalah perginya para petarung, tokoh seperti Abdullah Hehamahua semakin sedikit dan semakin tak dikenal oleh generasi kekinian. Mereka lebih dekat pada alumni yang berada dikekuasaan walau tak memilki integritas dan selalu menjadi lokomotif pragmatisme agar selalu menempel pada kekuasaan.

Para alumni oportunis lebih memilki kekuatan kapital untuk mengarahkan para yunior menjadi pragmatis, menjual organisasi untuk kepentingan sesaat.

Para kader (Pengurus Cabang maupun PB HMI) lebih suka rapat di cafe ketimbang di Masjid, komisariat kececeran, masjid kampus yang dulunya menjadi sentral perjuangan tak lagi menarik untuk dijadikan basecamp oleh kader.

Duka kepergian para tokoh seperti Mas Tom dan lain-lain, bukanlah sekedar duka tentang kepergian seseorang tapi sekaligus menjadi duka tentang semakin redupnya pelita yang menyinari ruh perjuangan kader-kader HMi secara menyeluruh.

Pada waktunya organisasi ini akan “mati” dengan sendirinya bila mana Masjid tak lagi menjadi sprit perjuangan karna islam hanya menjadi tempelan belaka dalam usianya yang semakin tua dan semakin tak jelas arah perjuangannya. (Pasundannews/Admin)

Redaksi

Leave a Comment

Recent Posts

Maju di Pilkada Kota Banjar 2024, H. Supriana Rapatkan Barisan Bersama PKB

BERITA BANJAR, PASUNDANNEWS.COM - H. Supriana menyerahkan formulir pendaftaran bakal calon wakil walikota Banjar ke…

25 menit ago

Lolos Tahap Administrasi, Sebanyak 460 Calon Anggota PPK untuk Pilkada 2024 di Ciamis Jalani Tes CAT

BERITA CIAMIS, PASUNDANNEWS.COM - KPU (Komisi Pemilihan Umum) Kabupaten Ciamis menggelar Tes CAT (Computer Base…

3 jam ago

RS Banjar Patroman Gelar Pelatihan Pertolongan Pertama bagi Anggota Jabar Bergerak

BERITA BANJAR, PASUNDANNEWS.COM - Rumah Sakit (RS) Banjar Patroman menggelar pelatihan pertolongan pertama kegawatdaruratan bagi…

6 jam ago

Bapenda Ciamis Tetapkan Kenaikan PBB-P2, Target Capaian Hingga Rp 23,56 Miliar

BERITA CIAMIS, PASUNDANNEWS.COM - Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Ciamis melakukan penyesuaian ketetapan minimal PBB-P2 (Pajak…

8 jam ago

Kafilah Kabupaten Ciamis Masuk 10 Besar MTQ ke-38 Jawa Barat

BERITA CIAMIS, PASUNDANNEWS.COM - Kafilah Kabupaten Ciamis masuk 10 besar lomba MTQ (Musabaqah Tilawatil Quran)…

11 jam ago

Silaturahmi Wargi Galuh Puseur, Pj Bupati Ciamis : Mari Bangun Daerah Semakin Maju

BERITA CIAMIS, PASUNDANNEWS.COM - Silaturahmi Wargi Galuh Puseur berlangsung pada Sabtu (4/5/2024) di Gedung Aula…

12 jam ago