PASUNDANNEWS.COM, BANDUNG – Direktorat Jenderal (Dirjen) Rehabilitasi Sosial Kemensos RI, Edi Suharto menyampaikan terkait pentingnya rapat koordinasi teknis (Rakornis) untuk menyamakan persepsi terkait pelayanan bagi penyandang disabilitas, khususnya disabilitas netra.
Menurutnya, koordinasi teknis ini penting untuk dilakukan untuk meningkatkan pelayanan. Apalagi lokasi Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Sensorik Netra (BRSPDSN) Wyata Guna berlokasi di Jawa Barat, tapi jangkauannya hingga beberapa Provinsi.
“Walaupun lokasinya di Jawa Barat, Wiyata Guna melayani penyandang disabilitas terutama netra di beberapa wilayah, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Banten dan lainnya. Karena jangkauan luas, kita perlu ada koordinasi untuk menyamakan persepsi,” ucap Dirjen Rehsos Edi Suharto usai penutupan Rapat Koordinasi Teknis Program Rehabilitasi Sosial Tingkat Lanjut Bagi Disabilitas Sensorik Netra Wyata Guna Bandung, di Best Western Hotel, Selasa (3/3/2020).
Selain pelayanan bagi penyandang disabilitas yang diberikan di balai rehabilitasi, lanjut Edi, pihaknya juga memiliki program sistem penjangkauan. Melalui program tersebut, pelayanan-pelayanan bagi kaum difabel juga dimungkinkan dilakukan di luar balai.
“Kita harus tahu bahwa tidak semua penyandang disabilitas dirawat di balai. Ada yang mereka sedang sekolah, mungkin dirawat orang tuanya. Nah kita beri penguatan dukungan, dan melalui Rakornis ini kita menyamakan persepsi,” lanjutnya.
Pemerintah pusat melalui Kemensos RI terus berkomitmen memberikan pelayanan bagi penyandang disabilitas. Pihaknya pun berencana membangun berbagai fasilitas untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian kaum difabel.
“Insya Allah, nanti ada layanan-layanan bagus untuk penyandang disabilitas di Bandung. Alat-alatnya, instrumen-instrumen rehabilitasinya diperkuat agar lebih banyak menjangkau, dan meningkatkan keterampilan, keahlian klien,” terang Edi.
Sementara itu, Dewan Pengawas Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni), Dedi Hartanto menyambut baik langkah-langkah yang dilakukan pemerintah melalui Kemensos RI. Sebab, saat ini banyak program yang dikembangkan bagi penyandang disabilitas, khususnya netra.
“Sekarang banyak pilihan. Jadi tidak melulu tuna netra itu hanya pijat. Sekarang ini pemerintah sudah mengembangkan program keterampilan, Serta peluang kerja lebih terbuka dan teman-teman yang sudah terjun di masyarakat kondisinya sudah berubah,” ungkapnya. (pasundannews/admin)
Leave a Comment