Bayu Bambang Nf, Ketua Umum HMI Cabang Kabupaten Bandung 2019-2020. (foto: Istimewa)

 

Ditengah pergolakan politik yang kencang, tidak dipungkiri bahwa ini berdampak pada kaderisasi HMI, tidak harus menutup mata dan menutup telinga bahwa HMI pada saat ini sedang mengalami degradasi perkaderan yang cukup hebat.

Mundurnya tradisi pemikiran HMI memang harus diakui bersama dan sebagai autokritik untuk merevitalisasi semangat juang organisasi himpunan mahasiswa islam ini, sehingga tidak lahir sebuah anggapan semakin tua semakin menjadi bertambah rapuh dan kropos namun harus menjadi semakin mapan, berpengalaman dalam menjawab tantangan zaman serta pandai memetakan peradaban.  Sebagai contoh kemunduran proses kaderisasi yang terjaadi salahsatunya tidak selesainya permasalahan internal himpunan, khususnya di level nasional baik disebabkan karena dampak gejolak poltik yang terjadi membuat kawan-kawan yang masih peduli akan perkaderan HMI resah dan ingin secepatnya mengembalikan ruh HMI sesaui khittahnya, karena saya yakin dalam kacamata kaderisasi permasalahan yang kini terjadi dalam tubuh HMI akan menjadi Butterfly Effect dalam chaos theory dikemukakan bahwa effek kupu-kupu adalah ketergantungan yang sensitif pada kondisi awal di mana perubahan kecil dalam suatu keadaan sistem nonlinier deterministik dapat menghasilkan perbedaan besar dalam keadaan selanjutnya[1], jika meminjam istilah dari Edward Norton Lorenz tentang Butterfly Effect[2]bahwa perubahan yang sangat kecil dalam kondisi awal telah menciptakan hasil yang sangat berbeda, sama halnya dengan kesalahan yang dilakukan kecil dan sangat mendasar namun akan mengakibatkan bencana yang besar dikemudian hari, bayangkan jika permasalahan yang sedang kita hadapi saat ini dalam tubuh himpunan terkategorikan besar, maka akibat yang akan terjadipun akan sangat besar pula, jangan sampai kerakusan dan ego sebagian pihak mengorbankan mata air kaderisasi, bukan lagi terdegradasi tetapi mungkin musnah, Kita sebagai kader yang telah jelas kita mengetahui bahwa kader adalah tulang punggung organisasi, pelopor, penggerak, pelaksana, serta penyelamat cita-cita HMI masa kini dan yang akan datang, yang memiliki semangat Ke-Islaman dan Ke-Indonesiaan secara moril punya tanggung jawab besar yang diemban, yang telah diamanahkan oleh the fanding father HMI, dan amanah yang berikan tersebut merupakan harga mati yang tidak bisa di negosiasi, perkaderan HMI tetap menjadi jalan HMI tetap berdiri dan memberikan sifat suci dalam tubuh HMI itu sendiri. Itulah kacamata kaderisasi yang terlahir dalam pemikiran saya terkait luasnya proses kaderisasi HMI ini, maka dari refleksi kondisi HMI pada saat ini kita mampu memproyeksikan perkaderan HMI dimasa yang akan datang, kemudian apa yang harus dilakukan untuk menyongsong masa depan organisasi yang lebih baik ?

PAGE 1 2 3 4