Pasundannews – Perkembangan teknologi membuat manusia semakin mudah mengakses berbagai macam informasi.

Jika dulu untuk mendapatkan informasi kita harus membeli buku atau koran.

Akan tetapi hal itu tidak di gunakan lagi oleh manusia modern.

Informasi yang di terima tentunya bisa berisi tulisan, video, ataupun audio.

Namun masyarakat Indonesia tentunya sangat banyak mendapatakn informasi melalui teks ataupun tulisan.

Untuk itu, agar informasi dapat di cerna dengan baik oleh pembaca, ada baiknya seorang penulis harus memperhatikan gramatika penulisan.

Yusuf Wijanarko, Editor Pikiran Rakyat Media Network (PRMN) menyampaikan, menghasilkan tulisan yang baik dan dapat dicerna oleh masyarakat.

Tentunya seorang penulis harus bisa memperhatikan gramatika penulisan, baik titik koma maupun struktur kalimat.

“Ibarat seorang koki, apabila tidak bisa membedakan mana garam dan mana gula,” katanya.

“Tentunya makanannya yang di hasilkan tidak akan enak,” ujarnya saat memberikan materi pelatihan konten kreator, Senin 9 agustus 2021.

Lanjut Yusuf bahasa Indonesia sering kali dianggap remeh. Akan tetapi masih banyak yang salah menggunakan bahasa indonesia yang benar ketika menulis.

“Karena sudah menganggap bahasa Indonesia sebagai bahasa yang sudah di pakai sejak kecil. Sehingga sering menganggap remeh,” ujarnya.

Menurutnya, satu tanda baca sudah berbeda makna.

“Salah meletakkan satu koma saja bisa menjadi beda makna atau salah tafsir dari pembaca,” katanya.

Yusuf menuturkan, penulis berita atau konten kreator sebagai penjaga gawang. Karena ia yang menjaga benteng pertahanan.

“Sebelum mengirim tulisan ke redaksi, Sebaiknya perhatikan tulisan yang salah,” katanya.

“Tujuannya agar terhindar kesalahan makna agar terhindar jeratan hukum,” katanya.***