Membaca Manuver BRICS dalam Medan Fluktuasi Ekonomi Global

PASUNDANNEWS.COM – Sejumlah negara yaitu Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan yang tergabung dalam BRICS menjadi embrio dari sebuah faksi yang akan diperhitungkan di panggung internasional.

Wadah ini memiliki agenda penting untuk memberdayakan anggotanya yang kian hari makin bertambah, termasuk Indonesia yang santer dikabarkan dekat dengan BRICS.

Dalam menghadapi fluktuasi ekonomi global, BRICS menunjukkan dinamika yang menarik di tengah ketidakpastian global.

Dinamika itu termasuk ketegangan geopolitik, pergeseran kekuatan ekonomi, dan perubahan dalam pasar energi serta perdagangan internasional.

Di sisi lain, tantangan akan tetap ada, seperti perbedaan politik dan ekonomi di antara anggota BRICS.

Kemudian ketegangan dalam hubungan dengan negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Kendati begitu, BRICS harus mampu menjaga kestabilan internal dan memanfaatkan fluktuasi global untuk keuntungan bersama.

Sekaligus juga sambil menghindari ketergantungan yang terlalu besar pada salah satu negara atau sektor.

Agenda BRICS yang dimaksud di atas, setidaknya mendapat tanggapan dari opositornya. Berikut beberapa manuver yang telah dilakukan BRICS beberapa tahun terakhir.

Upaya Dedolarisasi dengan Penguatan Mata Uang Alternatif

Salah satu inisiatif BRICS yaitu memperkenalkan alternatif mata uang dalam transaksi internasional untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS, atau istilah lain dedolarisasi.

China, misalnya, memimpin upaya untuk menggunakan yuan dalam perdagangan internasional, yang bisa mengubah peta ekonomi global jika berkembang pesat.

Diversifikasi Ekonomi

Negara-negara BRICS terus berusaha untuk mengurangi ketergantungan pada sektor tertentu, seperti komoditas alam, dan meningkatkan sektor teknologi, manufaktur, serta industri kreatif.

Hal ini juga mencerminkan upaya mereka untuk menghadapi gejolak pasar global yang sering dipengaruhi oleh harga minyak dan bahan baku.

Baca Juga : Aktivis HMI Sampaikan Peluang Menjawab Masa Depan Peradaban Islam 

Kolaborasi Infrastruktur

BRICS telah memperkuat kerja sama di sektor infrastruktur melalui proyek-proyek seperti Bank Pembangunan BRICS (NDB) yang bertujuan untuk mendanai pembangunan infrastruktur di negara-negara berkembang, memperkuat ketahanan ekonomi jangka panjang.

Selain itu, mengenai posisi geopolitik yang lebih tegas, BRICS berusaha memainkan peran lebih aktif dalam arena geopolitik global dengan mendorong reformasi lembaga internasional seperti IMF dan Bank Dunia, yang sering dianggap terlalu didominasi negara-negara barat.

Dengan lebih banyak negara berkembang yang terlibat dalam pembuatan keputusan global, BRICS dapat memberikan dampak signifikan pada kebijakan internasional.

Indonesia dalam Penguatan Hubungan Bilateral di BRICS

Negara-negara BRICS, cenderung memperkuat hubungan bilateral mereka, mengembangkan perdagangan bebas dan kolaborasi yang lebih intensif, serta memperluas kerja sama dalam berbagai bidang, termasuk energi, teknologi, dan pertahanan.

Hal ini menjadi peluang bagi Indonesia di tengah ketegangan global. Mengingat perannya yang semakin penting dalam penguatan hubungan bilateral di kawasan ini, baik dengan negara-negara anggota BRICS maupun dalam kerangka yang lebih luas di tingkat global.

Indonesia memanfaatkan hubungan dengan BRICS untuk mendorong kepentingan ekonomi dan geopolitiknya, serta memperkuat posisinya sebagai pemain kunci di Asia Tenggara.

Dalam situasi seperti ini, Presiden Prabowo menyadari pentingnya membangun hubungan bilateral yang lebih erat dengan BRICS untuk memperkuat posisinya dalam ekonomi global.

Kerjasama yang intensif dengan negara-negara BRICS memberikan peluang besar untuk kemajuan ekonomi dan politik negara ini dalam jangka panjang.

Penulis : Ade Maulana Yusuf (Peserta Advance Training Badko HMI Jabar 2025)