Opini

Demi Stabilitas Ekonomi; Penanganan Covid 19 di Jawa Barat Terjebak Diantara Dua Pilihan

Oleh : Ilham Fauzie.S.Pd (Fungsionaris Pengurus Besar HMI periode 2018-2020/Putra Daerah Jawa Barat)

PASUNDANNEWS.COM – Patut kita fahami terlebih dahulu bahwa Penyakit Coronavirus 2019 ( COVID-19 ) adalah penyakit menular yang telah menjadi pandemic ini disebabkan oleh sindrom pernapasan akut coronavirus 2 (SARS-CoV-2).

Penyakit ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 2019 di Wuhan, ibukota provinsi Hubei China, dan sejak itu menyebar secara global (data real time, Coronavirus COVID-19 Global Cases by the CSSE at Johns Hopkins University, tercatat ada 662.073 kasus dan 139.426 Sembuh di 200 Negara).

Menurut World Health Organization (WHO), pandemi dinyatakan ketika penyakit baru menyebar di seluruh dunia melampaui batas. Virus corona (Covid-19) baru merebak sejak tanggal 2 maret 2020 ini di Indonesia dimulai dari 2 orang WNI usai melakukan kontak dengan seorang WNA asal Negara Jepang yang juga dinyatakan positif virus ini.

Namun seiring percepatan, dalam jangka waktu kurang dari 30 hari dampaknya begitu cepat memukul berbagai sudut ekonomi. Dari mulai rupiah terperosok sampai ke mendekati 17 ribu/dollar, ekonomi Makro Seperti Industri Tekstil, Industri Transportasi dan percepatan pembangunan Infrastruktur Nasional, serta Ekonomi Kecil dan Menengah (UMKM) untuk daerah terjangkit pandemic pun banyak yang terhambat bahkan untuk UMKM sudah banyak yang gulung tikar, terkhusus di Daerah Pulau Jawa.

Di Jawa Barat Sendiri ada beberapa daerah yang ditandai dengan tanda merah pada peta penyebaran Covid-19. Daerah tersebut mulai dari Bekasi, Depok, Bogor, Bandung Raya hingga Kota Cirebon.

Dari situs pantau Covid-19 Pemprov Jabar, angka kematian akibat virus corona juga bertambah tiga hingga menjadi 17 orang.

Sementara itu total orang sembuh enam orang. Pada kategori orang dalam pemantauan (ODP), total berjumlah 5.419, dengan rincian 1.515 selesai pemantauan dan 3.904 masih dalam proses.

Sedangkan jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) mencapai total 664 orang. Sebanyak 147 di antaranya selesai pengawasan dan 517 masih dalam pengawasan., sementara 6 orang lainnya meninggal. (data pertanggal 28 Maret 2020).

Hendry

Leave a Comment

Recent Posts

Ratusan Pelajar di Ciamis dapat Frame Kacamata Gratis dari Program Mataku Jendelaku

BERITA CIAMIS, PASUNDANNEWS.COM - Sebanyak 100 siswa dari MI hingga MA di Ciamis, mengikuti kegiatan…

2 hari ago

Herman Sutrisno Bagikan Beras Gratis kepada Jompo dan Anak Yatim di Sinartanjung Kota Banjar

BERITA BANJAR, PASUNDANNEWS.COM - Herman Sutrisno kembali menunjukkan kepeduliannya kepada warga melalui aksi sosial. Kali…

2 hari ago

Modus Ngaku Polisi, Pelaku Gasak Barang Berharga Miliki Lansia di Pangandaran

BERITA PANGANDARAN, PASUNDANNEWS.COM Nasib nahas menimpa Nek Iyah Rohaeti (60), warga Dusun Padasuka, Desa Wonoharjo,…

2 hari ago

Anak-Anak TK Sejahtera Ciamis Kunjungi Damkar Kota Banjar untuk Pengenalan Pemadam Kebakaran

BERITA BANJAR, PASUNDANNEWS.COM - Anak-anak dari TK Sejahtera Kecamatan Cisaga, Kabupaten Ciamis, melakukan kunjungan ke…

3 hari ago

Kapolres Banjar Cek Ruang Tahanan di Hari Pertama Berdinas

BERITA BANJAR, PASUNDANNEWS.COM - Kapolres Banjar AKBP Tyas Puji Rahadi melakukan pengecekan ruang tahanan di…

3 hari ago

Himpaudi Kecamatan Langensari Adakan Pertemuan Rutin, Bahan Kemajuan Pendidikan Anak Usia Dini

BERITA BANJAR, PASUNDANNEWS.COM - HIMPAUDI (Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini) Kecamatan Langensari…

3 hari ago