(foto: Istimewa)

Oleh : A Chandra *)

PASUNDANNEWS.COM, – Melihat fenomena yang terjadi saat ini di Indonesia maupun dunia, orang-orang ramai membicarakan tentang wabah Endemi Corona virus. Tak sedikit manusia yang takut dengan hadirnya wabah penyakit menular yang mematikan itu. Mari kita sedikit mengulas tentang corona virus! Corona virus yaitu Infeksi yang menyerang sistem pernafasan yang disebabkan oleh virus covid-19. Virus ini mengakibatkan penderitanya mengalami sesak nafas, pneumonia akut hingga kematian.

Hingga saat ini, virus Corona sudah menginfeksi hingga 152 negara, termasuk Indonesia, sungguh sangat cepat penyebarannya bukan? bahkan WHO (organisasi kesehatan dunia) sudah meningkatkan status Covid-19 menjadi pandemi. Di Indonesia sendiri pasien terjangkit virus Corona sudah mencapai sekitar 500 orang lebih, 29 orang dikabarkan telah sembuh, sementara 48 orang lainnya meninggal dunia per 22 Maret 2020.

Hadirnya Corona virus menjadikan polemik ditengah-tengah masyarakat, terutama di sosial media, banyak netizen berkomentar seenak jarinya saja. Ya, sebagaimana kita tahu informasi di sosial media tidak bisa sepenuhnya kita percaya karna perlu pertimbangan dan data-data pembanding terkait komentar-komentar itu. Bahkan, baru-baru ini ada seorang pemuda asal tanah kelahiranku (Sukabumi) ditangkap pihak kepolisian karena memposting tentang Corona Virus dan dianggap meresahkan masyarakat.

Apakah dengan cara berdebat tentang Corona virus di kolom komentar sosial media itu bisa mencegah penyebaran virus corona, atau malah bisa menyembuhkan ? Tentu tidak, debat dalam kolom komentar hanya buang-buang waktu dan tenaga saja, bahkan bisa menjadikan kebencian dan permusuhan sesama warga negara, yang lebih parah lagi kearah perpercahan.

Tentu, bukan dengan cara seperti itu untuk melawan Corona virus, cara seperti itu hanya menambah keresahan masyarakat, apalagi yang awam. Bukan juga hanya menggaungkan dan mengkritisi pemerintah agar menutup fasilitas-fasilitas umum dan tempat keramaian serta pabrik-pabrik yang banyak menggunakan tenaga kerja atau orang banyak, akan tetapi perlu aksi nyata serta harus adanya sinergitas antara masyarakat dan pemerintah.

Contoh kecil, memberikan masker dan hand sanitizer di tempat-tempat pelayanan publik dan pusat keramaian lainnya. Itu akan sedikit menghambat peredaran wabah penyakit menular.

Jika kebijakan Lockdown dan Sosial distance diterapkan di indonesia jangka panjang maka keruntuhan ekonomi lah yang akan terjadi tanpa menawarkan perlindungan nyata terhadap corona virus. Akan tetapi, karantina yang efektif dalam jangka pendek memang penting untuk menghentikan epidemi.

Atau dengan cara mengunci kota kita tercinta ini (Sukabumi), misalnya untuk menghambat penyebaran wabah penyakit menular itu, bukan cara yang efektif. Malah, dampak negatif yang paling besar adalah keruntuhan ekonomi, belum lagi para buruh harian lepas, tukang ojek, dan para pedagang, serta masyarakat yang tidak ditanggung pemerintah, akankah kebutuhan pangannya tercukupi?

Tentu didalam situasi seperti ini, seorang kepala daerah akan dilema dalam membuat kebijakan menghadapi corona virus yang mematikan itu, apalagi menghadapi Pilkada dan akan mencalonkan kembali. Salah sedikit pun, akan menjadi sasaran empuk pihak lain untuk dijadikan alat menyerang sang petahana.

Belum lagi, masalah ibadah berjamaah yang dibatasi, misal untuk muslim, sholat jumat yang dirumahkan oleh MUI melalui fatwanya, Takblig akbar yang ditunda, pengajian-pengajian dirumahkan dan kebakatian hari minggu bagi umat kristen pun dirumahkan.

Tak sedikit orang yang so paling faham agama mengomentari tentang fatwa MUI itu, bahkan ada netizen menuding MUI akan memisahkan umat islam dengan rumah ALLAH, naudzubillah. Tanpa kita sadari, MUI berfatwa itu tidak sembarangan, mereka dengan para ahli-ahli lainnya, dengan ilmu dan sejarahnya masing-masing yang mumpuni sehingga melahirkan kebijakan seperti itu.

Kebayang dong! Jika fatwa MUI tersebut keluar dari mulut atau kebijakan kepala daerah yang sebentar lagi akan ikut kembali dalam kontestasi politik di daerahnya?

Pasti kawan-kawan tau sendiri dampaknya!

Disaat krisis seperti ini, perjuangan krusial terjadi didalam kemanusian itu sendiri. Jika, Corona virus ini menghasilkan perpecahan dan ketidakpercayaan antara manusia, itu akan menjadi kemenangan virus terbesar dan mungkin saja ketika kedepannya virus-virus lain datang maka itulah awal dari kepunahan umat manusia.

Maka dari itu, mari kita gunakan akal sehat kita dalam menghadapi wabah penyakit yang mematikan ini, minimal berbuat dari hal kecil untuk kita sendiri dan mari kita bersinergi dan berikan kepercayaan kepada pemerintah dalam memerangi corona virus ini.

#MARI BERSATU PERANGI CORONA VIRUS
#SUKABUMI BISA KALAHKAN CORONA

*) Tokoh Pemuda Sukabumi

Artikulli paraprakAntisipasi COVID-19, KPU Pangandaran Tetapkan Penundaan Tahapan Pilkada Pangandaran 2020
Artikulli tjetërAda yang Meninggal; Aktivis Sayangkan Sikap Pemkab Tasikmalaya Masih Tertutup Soal Corona